Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Siang Bareng, Ini yang Dibahas Jokowi dan Ma'ruf

Kompas.com - 28/12/2018, 15:16 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin makan siang bersama, Jumat (28/12/2018). Acara santap siang itu berlangsung di kediaman Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat.

Usai santap siang selama sekitar satu jam, Jokowi dan Ma'ruf memberikan pernyataan pers kepada media yang menunggu di luar.

"Seperti yang tadi saya sampaikan saya diundang Kiai Ma'ruf Amin untuk makan siang di sini," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi Kunjungi Kediaman Maruf Amin, Makan Siang Bareng

Jokowi mengaku selama santap siang itu, ia dan Ma'ruf tidak membahas masalah debat kandidat capres-cawapres.

"Belum, kan masih jauh masih lama lah, masih tiga minggu. Santai saja. Yang penting tadi sudah makan ikan goreng, pecel," kata Jokowi.

Kendati demikian, Jokowi mengakui ia dan Ma'ruf sempat membicarakan evaluasi hasil kampanye selama beberapa bulan terakhir. Termasuk hasil survei yang dilakukan tim internal serta yang dirilis sejumlah lembaga.

Baca juga: Jokowi Tak Terima Maruf Amin Disebut Hambat Elektabilitasnya

Jokowi menegaskan keberadaan Ma'ruf sebagai pasangannya di Pilpres 2019 justru mempunyai dampak elektoral yang positif. Ia tak terima jika kehadiran Ma'ruf Amin disebut menghambat elektabilitas.

"Mendongkrak, siapa bilang (menghambat). Di surveinya kelihatan kok," kata Jokowi.

Dalam acara makan siang ini, Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet yang juga Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Pramono Anung. Sementara Ma'ruf didampingi ajudannya, Salahudin.

Kompas TV Apa upaya dari kedua kubu untuk memenangkan suara pemilih di Pulau Jawa? Serta apa hambatan yang bisa menganggu upaya menguasai Pulau Jawa? Kita bahas bersama Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, Deddy Sitorus, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Pipin Sopian, serta Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com