Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Minta Demokrat Ungkap Institusi Siluman yang Rusak Atribut di Pekanbaru

Kompas.com - 20/12/2018, 11:13 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Presiden Moeldoko mempertanyakan maksud Partai Demokrat menyebut ada institusi siluman yang menjadi otak perusakan atribut mereka di Pekanbaru, Riau.

"Saya pikir enggak ada lah institusi yang siluman, semuanya bisa dikenali. Jadi kalau siluman, itu tidak dikenal dalam ketatanegaraan. Jangan menambah istilah baru, nanti jadi bingung semua kita," kata Moeldoko di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Moeldoko meminta Partai Demokrat mengungkap institusi yang dimaksud jika memang sudah benar-benar menemukan fakta dan buktinya.

Dengan begitu, tak terjadi spekulasi dan kegaduhan di ruang publik.

Baca juga: Rapat 9 Jam, Demokrat Sebut Perusak Atribut Partai adalah Institusi Siluman

"Ya, saya pikir begitu (ungkap saja), enggak usah mengembangkan istilah siluman lah. Kita enggak mengenal istilah dalam ketatanegaraan istilah silumam itu," kata Moeldoko.

Moeldoko meyakini aparat kepolisian akan menindak siapapun yang terbukti terlibat dalam perusakan atribut Demokrat ini.

Ia berharap, elite Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya penyidikan kasus ini kepada aparat penegak hukum.

"Jangan sampai ada terjadi saling ini dan seterusnya, pada akhirnya merusak relationship yang sudah tebangun dengan baik. Secara komunikasi politik sangat baik hubungan antara Pak Jokowi dan Pak SBY," kata Moeldoko.

"Jadi jangan nanti rusak karena persoalan-persoalan yang sebenarnya dilakukan siapapun anak-anak yang di bawahnya itu yang kurang memahami," tambah Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini.

Baca juga: Demokrat Minta Kasus Perusakan Atribut Tak Dikecil-kecilkan

Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan sebelumnya menyebut perusakan atribut mereka di Riau diotaki oleh sebuah institusi siluman.

"Demokrat yakin ada institusi siluman yang jadi master mind, inisiator dan pemberi perintah," kata Hinca membacakan hasil rapat DPP Partai Demokrat, Selasa (18/12/2018) malam.

Saat ditanya soal institusi siluman yang dimaksud, Hinca enggan mengungkapkan. Begitu juga saat ditanya apakah institusi yang dimaksud merupakan institusi politik atau institusi negara, Hinca bungkam.

Baca juga: Demokrat Duga PDI-P Hanya Dimanfaatkan dalam Kasus Perusakan Atribut

Demokrat meminta polisi bisa mengungkap otak dibalik perusakan bendera ini dalam waktu 14 hari.

Polisi sejauh ini baru menetapkan satu tersangka kasus perusakan Atribut Demokrat, yakni HS. HS tertangkap tangan tim Demokrat saat melakukan aksi perusakan dan langsung diserahkan ke pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com