Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kalau Ibu-ibu, Urusan Rp 200-Rp 300 Perak Mesti Dihitung...

Kompas.com - 12/12/2018, 19:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melihat peluang bisnis baru pada pasar tradisional.

Tidak hanya berjualan di lapak saja, Presiden juga melihat pedagang pasar tradisional sebenarnya juga mampu berjualan secara online.

"Perlu dibangun sebuah ekosistem online dan offline bisa sambung. Pasar ini kan offline. Bagaimana jika disambungkan dengan online. Jika dua sistem itu tersambung, pasar kita pasti akan lebih cepat berkembang," ujar Presiden dalam peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia 2018 di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).

Baca juga: Jokowi: Itulah Kecintaan Saya kepada Pasar Rakyat, Saya Bangun Semuanya...

Apabila pasar tradisional berkembang, Presiden Jokowi yakin pamornya tak akan kalah lagi dengan pasar modern semisal hypermarket dan supermarket.

 

Presiden Jokowi melihat pasar tradisional mempunyai modal yang kuat untuk bisa berjualan secara online, yakni dari segi harga.

Menurut Presiden, produk-produk yang dijual di pasar tradisional bisa bersaing secara harga dengan pasar modern.

Baca juga: Pasar Jaya Akan Revitalisasi 21 Pasar Tradisional di Jakarta

Ia mencontohkan harga seikat kangkung di Pasar Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, yang ia kunjungi beberapa waktu lalu, yakni seharga Rp 2.000 saja. Seikat bayam pun dihargai sama. Demikian pula harga bahan pangan yang sama di pasar-pasar lain di penjuru Indonesia.

"Setelah itu saya juga masuk ke supermarket, kangkung dijual Rp 3.400, bayam Rp 3.500. Artinya apa? Secara daya saing, pasar tradisional kita sebenarnya menang. Karena dari sisi harga bisa bersaing. Harganya jauh. Rp 2.000 dengan Rp 3.500. Kalau ibu-ibu, urusan Rp 200 Rp 300 perak ini mesti dihitung," ujar Jokowi.

Baca juga: Kalau Dibilang Harga di Pasar Tradisional Naik, Orang Tidak Mau Datang, Siapa yang Rugi?

Apalagi, lanjut Jokowi, sistem jual beli online pasar tradisional itu memiliki market place tersendiri, ia yakin kesejahteraan pedagang semakin meningkat.

"Sehingga kalau ini tersambung, semua produk yang ada di pasar bisa langsung dipesan dan sampai ke rumah dalam waktu tidak lebih dari 30 menit dengan harga yang tadi saya sampaikan sebegitu berbedanya. Inilah pekerjaan besar kita. Inilah pekerjaan Asprindo ke depannya," ujar Jokowi.

Kompas TV Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno merespons ucapan Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo tentang orang super kaya yang tidak pernah ke pasar tetapi sebut harga bahan pokok mahal. Saat menyapa pedagang pasar tradisional di Pasar Baru Lumajang, Jawa Timur, Sandi menyatakan dirinya tidak mempermasalahkan siapa yang dimaksud Jokowi. Namun demikian Sandi menegaskan dirinya paham benar dengan pergerakan harga bahan pokok di pasar karena dirinya adalah Ketua Asosiasi Pedagang Pasar. Sandi menambahkan selama 3 tahun menjadi Ketua Asosiasi Pedagang Pasar dirinya sudah mengunjungi lebih dari 270 pasar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com