Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedua Paslon Dinilai Belum Berkontestasi Melalui Gagasan

Kompas.com - 12/10/2018, 12:59 WIB
Devina Halim,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP UI Aditya Perdana menilai, kedua pasangan calon yang akan bertanding di Pilpres 2019, belum berhasil berkontestasi melalui gagasan.

"Saya sendiri setuju untuk mengatakan dua kandidat ini belum ada yang menonjolkan program-program apa saja yang ingin mereka lakukan," tutur Adit ketika dihubungi oleh Kompas.com, Jumat (12/10/2018).

Menurutnya, pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, masih gagal mensosialisasikan dua "senjata" utama kampanye mereka.

Hal yang dimaksud adalah capaian pemerintah Jokowi, misalnya proyek infrastruktur yang dilakukan.

Selain itu, perlu juga diikuti dengan gagasan apa yang berguna untuk memperbaiki kebijakan yang selama ini dinilai kurang dan prioritas pembangunan.

Baca juga: Usai Pengundian Nomor Urut, Bawaslu Harap Paslon Kampanye Damai

"Di Pak Jokowi sendiri punya problem mensosialisasikan apa yang sudah dilakukan, yang kedua apa yang akan dilakukan terkait sebelumnya, itu belum tersampiakan," terang dia.

Sementara pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dinilai belum berhasil memberikan solusi atas kebijakan pemerintah yang mereka kritik.

"Jadi masih terpenjara dengan kondisi yang dibuat oleh petahana, tapi mereka belum ada tawaran mereka mau ngapain," ungkap Adit.

Ia memberi contoh kritik yang dilontarkan calon presiden Prabowo soal sumber daya ekonomi Indonesia yang banyak dikuasai asing.

Hal itu sempat dikatakan Prabowo di hadapan ribuan anggota Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LDII, di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).

Baca juga: Kritik Prabowo, dari Pengkhinatan Elite hingga Ekonomi Kebodohan

Di kesempatan yang sama, Prabowo juga mengkritik tentang melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, sebagai salah satu indikator kemiskinan yang dihadapi oleh Indonesia.

Calon wakil presidennya, Sandiaga, juga mengkritik soal ekonomi Indonesia dengan mengatakan harga chicken rice di Jakarta lebih mahal dari Singapura atau ketika ramai masalah tempe yang setipis kartu ATM.

Adit menilai, sayangnya kritik tersebut tidak diikuti dengan solusi serta program dari paslon tersebut untuk memperbaiki keadaan.

"Saya pernah di suatu forum, melihat penantang itu meng-highlight soal kemampuan Presiden Joko Widodo belum bisa mengatur jelas ekonomi ke depan di kala dolar naik," tuturnya.

"Saya pikir itu mesti ditekankan oleh mereka bahwa harusnya pemerintah melakukan ini dan kami siap untuk melakukan yang berbeda dengan yang dilakukan pemerintah," lanjut dia.

Ia mengatakan memang masih ada waktu menuju Pilpres 2019, yang jatuh pada bulan April. Akan tetapi, perang gagasan tersebut seharusnya sudah dilakukan sejak awal.

Untuk itu, Adit mendorong kepada paslon maupun tim kampanye untuk meninggalkan budaya saling kritik dan mulai dengan saling memberi gagasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com