Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite Politik Diminta Tak Bangkitkan Isu-isu PKI dalam Pemilu

Kompas.com - 12/10/2018, 11:26 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest meminta para elite politik untuk tak menggelontorkan isu dengan unsur Partai Komunis Indonesia (PKI) di setiap pemilihan umum.

Menurut Rian, isu PKI bisa menimbulkan kegaduhan, memancing konflik dan membangkitkan trauma masyarakat.

"Ini bisa menggoreng nih, masyarakat yang memang ada luka lama dan trauma, konflik antara PKI dengan teman-teman lain," kata Rian saat mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (12/10/2018).

Baca juga: Jokowi: Tugas Saya, Bersama TNI Memberantas Komunisme dan Warisan PKI

Rian mencontohkan, sikap Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon terkait unggahan berbentuk video berjudul "Potong Bebek Angsa PKI".

Rian menegaskan, memainkan isu seperti itu tak akan membuat kontestasi politik menjadi lebih sehat. Ia menyesalkan sikap Fadli Zon harus mengumbar video tersebut atas dasar kreativitas.

"Kalau menghidupkan hantu lama lagi (isu kebangkitan PKI), setiap lima tahun dihidupkan terus, mau sampai kapan ini berjalan? Di mana perdebatan ide, gagasan program, di mana? Padahal beliau ini Wakil Ketua DPR," ungkapnya.

Ia pun menceritakan dialognya dengan Fadli Zon dalam sebuah program di stasiun televisi. Pada waktu itu, kata Rian, Fadli mengaku unggahan video tersebut atas dasar kreativitas. Mendengar itu, Rian menegaskan bahwa kreativitas ada batasnya.

"Nanti kalau saya lagi badmood ada tembok kosong saya pilok aja, kalau di-stop Satpol PP, saya bilang aja saya menyalurkan kreativitas. Apa mau pola pikir seperti itu? Kan enggak," katanya.

Baca juga: Jokowi: Saya Dibilang PKI, Astagfirullahaladzim...

Oleh karena itu, Rian mendesak agar seluruh elite politik menahan diri dengan tidak menyebarkan isu-isu PKI.

Di satu sisi ia juga meminta elite politik yang menjadi pejabat negara untuk bijak dalam berpolitik. Sebab, kata Rian, gaji yang diperoleh pejabat negara berasal dari uang rakyat.

"Saya muak, orang saya capek-capek cari uang kerja dipotong pajak penghasilan, sepersekian kecil dari gaji beliau (Fadli Zon) kan dari uang saya, tapi kelakuan beliau kayak gitu. Saya enggak terima," ungkapnya.

Kompas TV Terpidana kasus ujaran kebencian terhadap presiden, Alfian Tanjung Senin (11/6) siang tiba di Lapas Porong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com