JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tidak akan menerima bantuan internasional yang berupa pengerahan pasukan militer.
Salah satunya, tawaran bantuan kapal rumah sakit dari militer Amerika Serikat (AS) untuk penanganan gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
"Tidak, kita tidak terima itu. Mereka mau kirim kapal rumah sakit, kapal rumah sakit cukup kita," ujar Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Menurut Kalla, dari pengalaman gempa dan tsunami Aceh pada 2004, keberadaan kapal rumah sakit dari negera lain tak begitu dibutuhkan.
Baca juga: 26 Negara dan 2 Organisasi Internasional Tawarkan Bantuan Atasi Bencana di Sulteng
Saat itu, kata dia, hanya 5 orang yang mau menjadi pasien di kapal rumah sakit.
Melansir dari US News, Senin (1/10/2018), Trump menyampaikan belasungkawa terdalam kepada Indonesia atas gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Di depan jurnalis pada konferensi pers di Gedung Putih, dia mengatakan sudah mengirim first reponders, militer, dan tim lainnya untuk menangani dampak dari bencana.
Saat ini, kata Trump, pemerintah masih terus membicarakan lebih detail bantuan internasional untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Baca juga: 14 Negara Kirim Bantuan bagi Korban Bencana Sulteng, dari Pesawat hingga Generator
Pemerintah ingin agar bantuan internasional itu fokus untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Palu dan Donggala pasca-bencana.
"Sama dengan waktu di Aceh ya. Katakanlah satu negara bikin 500 rumah jadi mereka ada jangka panjang. Jadi bersifat program tidak hanya dalam tanggap darurat," kata dia.
Meski demikian, bantuan internasional untuk tanggap darurat tetap diperbolehkan selama itu memenuhi kebutuhan.
.
.