Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayanan Dikeluhkan, BPJS Kesehatan Sebut Bagian dari Proses Perbaikan

Kompas.com - 08/09/2018, 16:41 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kerap menuai kritikan dari berbagai pihak terkait pelayanan dan keterlambatan pembayaran, hingga menimbulkan tumpukan utang.

Dilansir dari Kontan, pada akhir tahun 2017 BPJS tercatat memiliki hutang mencapai Rp 1 triliun kepada rumah sakit badan layanan umum pemerintah. Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek.

Namun, saat dikonfirmasi, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma’ruf tidak bersedia menyebutkan besaran nominal dari beban yang dimiliki BPJS terhadap berbagai pihak saat ini.

Selain itu, pasien yang mengakses layanan kesehatan melalui BPJS juga beberapa kali mengaku kecewa atas berbagai bentuk pelayanan yang didapatkan.

Kekecawaan itu misalnya karena lamanya menunggu giliran mendapat kamar, perbedaan pelayanan yang didapatkan pasien BPJS, keterbatasan jenis obat yang disediakan, atau proses administrasi pasien yang memakan waktu.

Baca juga: BPJS Kesehatan Menunggak Bayar Rp 6 Miliar, RSUD Nunukan Terancam Kehabisan Obat

Diminta tak khawatir

Namun, berbagai permasalahan ini tidak akan mematikan geliat BPJS Kesehatan dalam upayanya memberikan pelayanan sosial, utamanya di bidang kesehatan, kepada seluruh masyarakat Indonesia.

"Jadi menurut saya kalau ada yang khawatir program ini akan bangkrut atau yang lain, karena ini amanat undang-undang, enggak, lah," ujar Iqbal kepada Kompas.com, Sabtu (8/9/2018) melalui sambungan telepon.

Masyarakat diminta untuk tenang, karena layanan ini akan tetap berjalan. Kalaupun terdapat permasalahan, itu merupakan bagian dari proses perbaikan BPJS Kesehatan yang baru saja dimulai pada 2014.

"Masyarakat jangan khawatir, pelayanan tetap akan jalan, kalau ada sedikit masalah itu bagian dari perbaikan kami," kata Iqbal.

Menanggapi ketidakpuasan yang kerap disampaikan masyarakat, Iqbal menyatakan maklum. Dia menjelaskan bahwa sejauh ini BPJS Kesehatan selalu memperbaiki pelayanan sehingga semakin banyak masyarakat mengakses layanan ini.

"Memang kaitan masalah ketidakpuasan pasti ada, karena kan masalah pelayanan itu enggak ada titik akhirnya. Namun, penggunaan pelayanan kesehatan dengan program JKN tahun ini jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, kalau enggak membaik, enggak mungkin bertambah kepesertaannya," kata Iqbal.

Baca juga: Viral, Surat RS soal Honor Dokter Telat karena BPJS Belum Bayar Klaim

Ketika ditanyakan mengenai buruknya pelayanan di beberapa rumah sakit oleh pasien yang terdaftar menggunakan BPJS, Iqbal menyebut hal itu bisa dari berbagai faktor.

"Variannya itu banyak. Jadi kita harus telisik lebih dalam kalau ada orang pernyataan dia merasa penggunakan BPJS kesehatan itu sulit atau terhambat, kita perlu tanya lagi, apa masalah terbesarnya di sana," ujarnya.

Menurut Iqbal, salah satu penyebab baik-buruknya pelayanan juga dipengaruhi oleh status rumah sakit yang digunakan, apakah itu milik swasta atau pemerintah.

"Tahulah ya kondisinya, antara rumah sakit pemerintah misalkan, dengan rumah sakit swasta, meskipun sama kelasnya tapi pelayanannya bisa berbeda," ucap Iqbal.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com