Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nufransa Wira Sakti
Staf Ahli Menkeu

Sept 2016 - Jan 2020: Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan.

Saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak

5 Hal Yang Perlu Diketahui tentang Melemahnya Rupiah

Kompas.com - 07/09/2018, 15:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa hari terakhir ini pemberitaan mengenai nilai rupiah yang semakin melemah mewarnai jagat media cetak, media online dan media televisi.

Agar bisa memahami dengan jelas dan mendudukkan perkara secara tepat, ada lima hal mendasar yang perlu diketahui.

1. Penyebab melemahnya nilai rupiah

Para karyawan menata potongan-potongan kayu sengon untuk bahan baku papan barecore di pabrik PT Nagabhuana Aneka Piranti di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (22/11/2016). Indonesia mengekspor papan barecore ke sejumlah negara di antaranya Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA Para karyawan menata potongan-potongan kayu sengon untuk bahan baku papan barecore di pabrik PT Nagabhuana Aneka Piranti di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (22/11/2016). Indonesia mengekspor papan barecore ke sejumlah negara di antaranya Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.
Dalam siklus ekonomi suatu negara terdapat neraca transaksi berjalan yang mencatat jual beli barang, jasa dan pendapatan yang dilakukan secara internasional (ekspor dan impor).

Bila barang/jasa yang diekspor lebih sedikit daripada yang diimpor, maka negara kita akan mengalami defisit transaksi berjalan.

Defisit transaksi berjalan di Indonesia sudah terjadi sejak tahun 2011. Kenapa baru sekarang berpengaruh terhadap rupiah?

Pada tahun-tahun sebelumnya, defisit transaksi berjalan berhasil tertutup oleh transaksi modal sehingga secara keseluruhan, neraca Indonesia masih positif.

Perlu diketahui, selain neraca transaksi berjalan, terdapat pula neraca atau transaksi modal yang mencatat pergerakan modal antar negara dalam bentuk investasi langsung, investasi portfolio dan investasi lainnya.

Apabila terdapat investasi asing yang masuk ke Indonesia maka disebut capital inflow, apabila sebaliknya maka disebut capital outflow.

Sebagai contoh tahun 2016 dan 2017, walaupun terdapat defisit transaksi berjalan sebesar USD 17 miliar namun terdapat investasi ke Indonesia sebesar USD 29 miliar, secara total masih positif sekitar USD 12 miliar.

Saat ini, investasi asing banyak yang “kembali” ke Amerika Serikat karena Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunganya sebagai akibat normalisasi setelah krisis global 2009.

Selain itu, perang dagang antar China dan Amerika Serikat juga berdampak luas pada melemahnya mata uang negara berkembang.

2. Tidak sama dengan krisis moneter 1998

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR.

Kompas/Eddy Hasby (ED) *** Local Caption *** http://kom.ps/AB2H32 
KOMPAS/EDDY HASBY Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Kompas/Eddy Hasby (ED) *** Local Caption *** http://kom.ps/AB2H32
Banyak yang menyatakan bahwa Indonesia akan mengalami krisis seperti yang terjadi pada tahun 1998. Hal ini sama sekali tidak sama.

Tahun 1998 terjadinya krisis perbankan yang kemudian berpengaruh kepada sektor keuangan. Krisis tersebut lanjut dengan menghantam sektor moneter di mana inflasi melonjak drastis menjadi 77 persen dan nilai tukar melemah sampai 244 persen.

Setelah itu, transaksi berjalan juga ikut terperosok karena kemampuan membayar barang impor menjadi sangat mahal dan terjadinya capital outflow.

Saat ini, inflasi kita masih terkendali pada angka 3,2 persen dan pelemahan nilai tukar rupiah hanya 4,2persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com