Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Luhut Setelah Jokowi Pilih Ma'ruf Amin sebagai Cawapres

Kompas.com - 06/09/2018, 08:43 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan pernah berpendapat bahwa sosok calon wakil presiden pendamping Joko Widodo pada Pilpres 2019 sebaiknya berusia muda.

Lantas, bagaimana pandangan Luhut setelah Presiden Jokowi memilih seorang ulama, Kiai Ma'ruf Amin, yang usianya jauh lebih tua dari Presiden Jokowi?

Luhut mengatakan, proses pengambilan keputusan terkait sosok cawapres memang tidak bisa dilepaskan dari sistem politik. Ia mengaku tidak kecewa dan menghormati keputusan Presiden Jokowi tersebut.

"Dalam proses pengambilan keputusan di tentara sama saja, kadang kita sudah kasih untung rugi, pilihan a, b dan c, beliau ambil pilihan lain. Kita harus hormati itu. Cuma ada dua kata, laksanakan dan amankan. Tidak ada yang lain," ujar Luhut saat menjadi narasumber dalam acara Satu Meja di Kompas TV, Rabu (5/9/2018) malam.

"Tidak ada diskusi lagi mengenai itu. Presiden sudah putuskan beliau mau dengan Pak Ma'ruf Amin. Itu karena sistem politik kita juga dan kalau sudah diputuskan kita harus hormati itu. Saya besoknya bertemu Presiden, saya katakan, kita laksanakan kita amankan. Saya sama sekali tidak kecewa," tuturnya.

Menurut Luhut, ada sisi positif dengan keputusan Presiden Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres. Ia menilai, lawan politik Presiden Jokowi tak akan lagi menggunakan isu agama untuk memenangkan kontestasi pada Pilpres 2019.

Ia meyakini Presiden Jokowi tidak akan kesulitan dalam berkoordinasi, meski ada perbedaan umur yang cukup jauh dengan Ma'ruf Amin. Luhut pun mencontohkan kinerja Presiden Jokowi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ini yang menurutnya berjalan dengan baik.

"Orang tak akan lagi memaki isu agama lagi dalam kampanyenya. Itu sangat berbahaya, bisa memecah bangsa ini. Jadi pasti nanti akan fokus bicara ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kemiskinan dan sebagainya. Jadi, ada positifnya," kata Luhut.

Baca juga: Muhammadiyah Minta Maruf Amin Jaga Persatuan dalam Pilpres 2019

Di sisi lain, Luhut juga memandang bahwa Ma'ruf Amin memiliki kemampuan dalam merespons persoalan ekonomi yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depannya.

Bahkan Ia menyebut Ma'ruf Amin sangat paham dengan ekonomi syariah dan akan memberikan sumbangan pemikiran bagi Presiden Jokowi.

"Saya pikir Pak Ma'ruf Amin ini kan paham dengan ekonomi syariah. Bisa saja beliau nanti memberikan sumbangan soal itu. Jangan under-estimate juga dengan kemampuan masalah ekonominya Pak Jokowi. Beliau bisa memanfaatkan pembantu-pembantunya yang punya pemahaman yang bagus," tutur politisi senior Partai Golkar itu. 

Kompas TV Ma'ruf Amin meminta doa agar terpilih menjadi wakil presiden mendampingi Jokowi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com