Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romahurmuziy: Sampai Hari Ini, PAN Masih Galau Berat...

Kompas.com - 08/08/2018, 14:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy melihat, Partai Amanat Nasional (PAN) mengalami kegalauan apakah bergabung atau tidak ke partai politik koalisi pendukung Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.

Meski demikian, Gus Romi, demikian ia akrab disapa, berpendapat, kesulitan itu disebabkan oleh internal PAN sendiri.

"Partai tersebut kan sampai hari ini masih galau berat. Barangkali itu karena narasi-narasi yang telah dibangun selama ini adalah narasi oposisi oleh seluruh pimpinan-pimpinan partainya," ujar Gus Romi ketika dijumpai setelah mendampingi Presiden Jokowi pada Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (8/8/2018).

"Kemudian, ia jadi agak sulit ngeremnya karena gasnya terlalu kencang. Ngeremnya harus turun gigi dulu," lanjut dia.

Baca juga: Sinyal dari Romahurmuziy, Apakah Mahfud MD Cawapres Jokowi?

Selama ini, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sering melontarkan kritik terhadap Presiden Jokowi dan pemerintahannya.

Sikap tersebut ditunjukkan meskipun PAN berada di dalam kabinet.

Romi berpendapat, semakin banyak partai politik memberikan dukungan bagi Jokowi, maka itu semakin baik.

Penambahan dukungan parpol akan menambah elektabilitas Jokowi untuk memenangkan Pilpres 2019.

Baca juga: PAN di Persimpangan Jalan, Pilih Kubu Jokowi atau Prabowo?

Ia menekankan bahwa hal itu adalah pendapat PPP, bukan mewakili pendapat partai politik anggota koalisi pendukung Jokowi lainnya.

"Apakah koalisi bisa menerima atau tidak (masuknya PAN), tentu yang berhak menjawabnya ya para pimpinan partai. Saya tidak bisa mengatasnamakan partai lain. Tapi kalau PPP, saya tegaskan, lebih banyak (dukungan), ya lebih bagus, karena memberikan kekuatan bagi koalisi Jokowi," lanjut Gus Romi.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pada Selasa (7/8/2018) kemarin, bertemu empat mata dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta. Namun, ia enggan berkomentar usai pertemuan itu.

Baca juga: Ditanyai Kemungkinan PAN Merapat ke Jokowi, Ini Kata Zulkifli Hasan

Namun, sebelumnya, Zulkifli menekankan bahwa pihaknya mengutamakan hasil pemilu legislatif mendatang sebagai dasar pengambilan keputusan dukungan dalam Pilpres 2019.

"Gini ya, partai kan yang paling penting itu kepentingan agar di parlemennya bagus ya. Kursinya di parlemen naik. Itu paling penting," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Karena itu, kata Zulkifli, pihaknya akan menimbang poros mana yang akan mengantarkan PAN untuk mendapatkan banyak kursi di DPR.

Hal itu, lanjut Zulkifli, akan dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN yang akan berlangsung di Jakarta, 9 Agustus.

"Wilayah (pengurus tingkat provinsi) lagi pleno. Mereka ngundang kabupaten-kabupaten. Pengurus provinsi mereka rapat ya. Nanti dirumuskan dalam satu rekomendasi apa yang terbaik untuk kami. Mudah-mudahan dalam satu dua hari ini sudah selesai," lanjut Zulkifli.

Sebagai informasi dalam Pilpres 2014 lalu, PAN bersama Gerindra, Golkar, dan PKS membentuk Koalisi Merah Putih (KMP) mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Namun, pasangan tersebut kalah dari Jokowi-Jusuf Kalla yang meraih perolehan suara 70.997.883 atau 53,14 persen dari total suara sah nasional.

PAN dan Golkar pada akhirnya memutuskan mendukung pemerintahan Jokowi-JK sampai tahun 2019 dan bergabung bersama koalisi partai pendukung pemerintah lainnya, yakni Hanura, PDIP, PPP, Nasdem, dan PKB.

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Malam berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com