Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Balik Reformasi 1998", Catatan Pribadi Laksamana Sukardi dalam Buku

Kompas.com - 06/08/2018, 19:12 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus salah satu politisi senior, Laksamana Sukardi membukukan catatan pribadinya tentang era Orde Baru hingga pasca-Reformasi 1998 melalui buku berjudul Di Balik Reformasi 1998 (2018) yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Laks mengemukakan catatan refleksi pengalamannya sejak 1990 hingga 2004, saat ia terlibat dalam bayang-bayang rezim Orde Baru hingga pasca-Reformasi.

Dalam bukunya, ia mengungkapkan pengalamannya atas upaya pemerintah sejak transisi Reformasi 1998 yang berjuang keras mengembalikan integritas dan kewibawaan bangsa yang sempat terpuruk sejak Orde Baru.

"Supaya kita tidak mengulangi lagi kesalahan yang telah membuat negara kita porak-poranda. Dan kita mengalami krisis sangat luar biasa waktu," kata Laks dalam sambutannya di Menara Imperium, Jakarta, Senin (6/8/2018).

"Saya masih ingat pada waktu itu ekonomi kita susut sebesar 13 persen. Mudah-mudahan itu pengalaman sekali saja," ujarnya.

(Baca juga liputan khusus Reformasi 1998 dalam: "Kejatuhan (daripada) Soeharto")

Laks menuturkan, banyak hal yang ia ceritakan di dalam bukunya ini. Dua di antaranya terkait pengalamannya melihat fenomena ekonomi, sosial, politik pada tahun 1990-1998 serta sulitnya mengatasi berbagai permasalahan akibat krisis multidimensional 1998.

"Apa yang saya uraikan yaitu pada masa-masa sebelum terjadinya reformasi yaitu dari tahun 1990-1998. Itu adalah masa-masa menarik bagi saya untuk saya tuliskan. Setelah Reformasi juga saya cuplik pengalaman-pengalaman yang sulit," kata dia.

Laks menekankan, buku ini menjadi sebuah pesan sejarah khususnya kepada generasi muda untuk menjaga Indonesia tak terjerumus dalam berbagai kesalahan sama yang terjadi pada era Orde Baru.

"Apalagi dalam iklim demokrasi sekarang ini demokrasi itu kita tidak peroleh dengan cuma-cuma. Kita lihat juga memasuki tahun pemilu nanti itu kan juga sebuah hasil dari Reformasi, juga kebebasan berpendapat dan upaya memberikan kekuatan kepada DPR juga Reformasi," kata Laksamana Sukardi.

"Saya kira banyak sekali (yang ditulis), upaya-upaya penyehatan ekonomi yang saya tulis di buku itu. Dan terutama di perbankan jangan sampai perbankan hancur lagi. Jadi jangan sampai kesalahan-kesalahan ini terulang lagi," ucap mantan politisi PDI-P ini.

Baca juga: Konflik dan Pelanggaran HAM, Catatan Kelam 20 Tahun Reformasi

Di sisi lain, peneliti Saiful Mujani Research and Consultant (SMRC) Sirojudin Abbas menilai buku yang ditulis oleh Laks bukan berbentuk biografi politik atas kiprah Laks, melainkan sebagai refleksi etnografi atas era Orde Baru hingga Reformasi 1998.

"Ini berbeda dengan autobiografi testimonial. Karena menggunakan sumber-sumber yang sudah dicatat. Pak Laks dari tahun 1990-an sampai 2004 mampu mencatat itu dengan baik," kata Abbas.

Menurut dia, upaya Laks mengangkat kembali catatan pribadinya di tahun ini justru menawarkan perspektif yang berbeda, objektif, dan lebih segar terkait bagaimana era Orde Baru dan peristiwa Reformasi 1998 berkaitan dengan masa sekarang.

"Penulis bisa lebih obyektif dalam memahami sejarah. Karena emosi sesaat ketika peristiwa itu dialami sudah selesai. Sehingga bisa membingkai peristiwa sejarah secara kontekstual," ujar dia.

Laksamana Sukardi lahir pada 1 Oktober 1956. Setelah Reformasi, lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) ini dipercaya menjadi Menteri BUMN pada tahun 1999-2004. Ia juga pernah berkiprah sebagai Bendahara Umum PDI-P dan anggota DPR pada tahun 1992-1997.

Sebelumnya ia juga pernah berkarir sebagai Vice President Citibank pada 1981-1987 dan Managing Director Lippobank pada 1988-1993.

Kompas TV Ajang ini adalah pameran foto 20 tahun reformasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Nasional
Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nasional
Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Nasional
Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Nasional
Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Nasional
Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Mekkah

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Mekkah

Nasional
Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com