Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perindo Nilai Korupsi Belum Jadi Musuh Bersama bagi Elite Politik

Kompas.com - 26/07/2018, 06:14 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Perindo menilai bahwa partai politik belum bisa lepas dari praktik korupsi. Buktinya, kader parpol tak henti-hentinya dicokok oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq menyadari tantangan tersebut. Namun, ia menilai bahwa belum lepasnya parpol dari korupsi karena korupsi belum jadi musuh para elite parpol.

"Korupsi belum jadi lawan para elite politik, baru lawan masyarakat," ujar Rofiq, dalam diskusi "Mencari Partai Politik yang Antikorupsi" di Kantor PP Muhamaddiyah, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Rofiq menilai, belum matangnya demokrasi di Indonesia membuat korupsi belum menjadi musuh bersama. Dari realitas yang ada, parpol justru masih dekat dengan korupsi.

Baca juga: Anggota DPR Ditantang Ciptakan UU untuk Menghukum Parpol yang Korupsi

Menurut dia partai politik harus segera berbenah untuk meninggalkan praktik korupsi. Hal itu bisa dimulai lewat rekrutmen kader atau calon legislatif tanpa mahar.

Partai Perindo, menurut dia, sudah memulai hal itu dengan tidak memungut biaya sepeser pun dari para calegnya.

Selain perlu perubahan di internal, parpol juga dinilai membutuhkan peran serta masyarakat sipil untuk terus mengawasi dan mengkritik parpol.

"Muhammadiyah, NU harus ikut awasi partai-partai. Partai yang melakukan korupsi harus di-smash sekeras-kerasnya," kata Rofiq.

Sebelumnya, Pemuda Muhammadiyah menagih komitmen para parpol terkait komitmen antikorupsi yang kerap disampaikan mereka.

Hal itu penting mengingat parpol adalah episentrum atau hulu dari kepemimpinan negeri. Sebab, banyak pemimpin negeri berasal dari parpol, Mulai dari bupati, wali kota, hingga presiden.

"Kalau ditanya ke saya di mana episentrum kita untuk memulai pemberantasan korupsi, kita mulai dari mana, sebenarnya hulunya ada di parpol," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.

"Kalau saja parpol bersih maka tidak mungkin korupsi marak. Kenapa korupsi marak saat ini? itu karena parpol kita jauh dari kata bersih," ucap dia.

Kompas TV Pelarangan mantan narapidana kasus korupsi untuk menjadi Caleg, tertuang dalam PKPU dimana harus bersedia menandatangani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com