Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAHMI Bantah Keluarkan Undangan Deklarasi Dukungan Anies Baswedan Jadi Capres

Kompas.com - 12/07/2018, 08:15 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menegaskan tak pernah mengeluarkan undangan deklarasi dukungan KAHMI kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sekretaris Jenderal KAHMI Manimbang Kahariady menegaskan undangan tersebut adalah hoaks.

"MN KAHMI menyatakan bahwa berita tersebut tidak benar. Dengan alasan apapun instansi Pemerintah tidak diperkenankan digunakan untuk kegiatan politik praktis," ujar Manimbang dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (12/7/2018).

Baca juga: Mardani: PKS Utamakan Kader Jadi Cawapres Ketimbang Usung Anies

"Berita tersebut adalah manuver politik yang tidak bertanggung jawab, tidak beradab dan tidak memahami karakter dan kepribadian KAHMI yang sesungguhnya," lanjutnya.

Undangan tersebut sempat beredar di dunia maya. Dalam undangan itu memuat foto Anies Baswedan dengan latar belakang bendera Merah Putih dan memuat logo KAHMI.

Undangan itu juga berisi kegiatan berupa deklarasi dukungan KAHMI ke Anies Baswedan untuk menjadi capres di acara halalbihalal MN KAHMI. Dalam undangan itu, acara diselenggarakan hari Kamis (12/7/2018), di Balai Kota DKI Jakarta.

Baca juga: Wacana Anies Baswedan Maju Pilpres 2019 Belum Dibahas Majelis Syuro PKS

Selain itu juga dinyatakan deklarasi dilakukan pada pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.

Manimbang menegaskan, pihaknya konsisten menjaga komitmen dan independensinya. Ia menyatakan KAHMI tidak berpolitik praktis mengingat organisasinya bukan parpol.

KAHMI juga tak bisa digunakan sebagai alat dukungan parpol.

Baca juga: Survei LSI: Prabowo, Gatot dan Anies, Jadi Lawan Tangguh Jokowi di Pilpres 2019

Manimbang juga menyatakan, kegiatan deklarasi dukungan politik dengan menggunakan institusi organisasi kepada seseorang bukan tradisi KAHMI.

"MN KAHMI menyatakan dengan tegas bahwa gerakan politik berupa pembentukan Whatsapp Anggota Group (WAG) diberbagai daerah yang mengatasnamakan Relawan Anies Baswedan (RAB) Keluarga Besar (KB) HMI adalah manuver politik perorangan, bukan merupakan sikap, kebijakan organisasi MN KAHMI," paparnya.

Baca juga: Fahri Hamzah Sarankan Anies Tak Contoh Jokowi Tinggalkan Jakarta

"Gerakan tersebut kontraproduktif dan oleh karena itu harus segera dihentikan," lanjut dia.

Manimbang menginstruksikan seluruh pengurus organisasi KAHMI di daerah untuk disiplin dan mengimbau seluruh anggota KAHMI untuk waspada dan merespons cepat berbagai manuver dan jebakan politik yang mengancam keutuhan organisasi.

Kompas TV Dalam pertemuan itu, Luhut mengenang saat Anies sebagai anggota tim sukses Joko Widodo di Pilpres 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com