Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu 2019 Rumit, Wapres Minta Aparat Lebih Siap

Kompas.com - 25/06/2018, 18:35 WIB
Yoga Sukmana,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini, pemilhan umum (Pemilu) 2019 akan lebih rumit dari pada pemilu-pemilu sebelumnya. Karena kerumita itu pula, ada pesan khusus dari Kalla untuk aparat keamanan.

"Aparat keamanan harus lebih siap karena sistemnya yang rumit yang bisa menimbulkan masalah," ujar Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Sistem Pemilu 2019 dinilai rumit karena berbeda dari Pemilu sebelumnya. Pada 2014 misalnya kata Kalla, pemilihan presiden (Pilpres) digelar dengan mengacu pada hasil pemilihan legislatif (Pileg).

Baca juga: Jusuf Kalla: Pemilu 2019 Akan Jadi Pemilu Terumit di Dunia

Namun pada 2019, Pilpres dilakukan secara bersamaan dengan Pileg. Sementara pengajuan calon presiden dan wakil presidennya mengacu kepada Pileg 2014 lalu.

Selain itu, Pemilu dinilai akan kian rumit lantaran mengacu kepada banyaknya surat suara yang harus dicoblos masyarakat di dalam bilik suara tempat pemungutan suara (TPS) nantinya.

"Kenapa terumit? Karena orang akan memilih 5 tingkatan yaitu DPR nasional, tingkat 1, tingkat 2, DPD, dan  presiden. Lima kertas mesti dicoblos," kata Kalla.

Nantinya di dalam surat suara pemilihan DPR, DPD, DPRD tingkat 1, dan DPRD tingkat 2 terdapat banyak nama calon. Sebab 12 partai politik yang ada akan mengusulkan 8 orang di dalamnya.

Artinya di dalam satu lembar surat suara akan ada 96 nama. Bila dikalikan dengan jumlah 4 surat suara yakni DPR, DPD, DPRD tingkat 1, dan DPRD tingkat 2, maka total akan ada 384 nama.

Adapun dari sisi penyelenggaran kampanye, Pemilu 2019 juga dinilai akan lebih rumit bila dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Di antaranya terkait dengan kesiapan patroli siber.

Baca juga: Kata Jokowi, Amien Rais Bisa Jadi Capres Alternatif dalam Pemilu 2019

Kesiapan aparat keamanan dinilai sangat penting agar Pemilu 2018 bisa berjalan lancar tanpa adanya gangguan keamanan yang disebutkan kacaunya pelaksaan pesta demokrasi itu.

"Dulu partai punya tim untuk penggerak masa, sekarang penggerak siber. Perang siber itu kadang-kadang dibuat sambil tidur-tiduran kan? akibatnya kacau di dunia maya, aman di lapangan, kacaunya di Medsos," ucap Wapres.

Kompas TV Pesawat Trigana Air yang membawa 15 anggota brimob untuk pengamanan Pilkada dan Pilgub di Kabupaten Nduga, Papua, ditembaki kelompok kriminal bersenjata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com