Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Mudik Lebaran di Luar Prediksi Polri

Kompas.com - 11/06/2018, 12:47 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Prediksi puncak kepadatan arus mudik pada 9-10 Juni 2018 ternyata berada di luar prediksi. Polri mengungkapkan, secara umum, arus mudik pada akhir pekan itu masih lancar.

"Sebenarnya kami prediksi kemarin tanggal 9 dan 10, tapi ternyata di bawah prediksi semua," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Warsisto di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/6/2018).

Setyo mengatakan, ia bersama Kapolri sudah meninjau langsung lalu lintas di berbagai titik melalui helikopter. Hasilnya, tak ada kepadatan kendaraan yang berarti.

Menurut dia, memang ada ketersendatan kendaraan di beberapa titik. Namun, ia memastikan lalu lintas tidak sampai terhenti total hingga beberapa jam.

Baca juga: Kemenhub: Hingga Senin Pagi, Layanan Mudik Seluruh Moda Transportasi Terkendali

Setyo menduga, masih relatif lancarnya arus kendaraan mudik Lebaran akibat panjangnya waktu libur Lebaran. Dengan begitu, pemudik bisa banyak opsi hari untuk mudik.

"Kami pantau tadi pagi juga cukup padat. Cukup banyak yang mudik. Tapi ada teman saya berangkat pukul 03.00 WIB, pukul 08.30 WIB sudah di Brebes. Sudah di rumahnya," kata  Setyo.

"Malah agak susah diprediksi (sekarang puncak mudik) karena sudah terturai. Sudah lancar semua. Kalau kami kira, puncaknya kan ekstrem begitu ya. Ternyata enggak. Ini landai-landai saja. Semua jalan dengan sendirinya," ujar dia.

Kompas TV Jalan Tol fungsional Salatiga-Kartasura, Minggu (10/6) petang ditutup pengoperasiannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com