JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengakui ada banyak 'jalan tikus' atau jalan tembus menuju lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Situasi ini dinilai membahayakan mengingat di dalam lapas Nusakambangan juga terdapat narapidana terorisme.
Oleh sebab itu, Suhardi menilai TNI juga harus terlibat dalam menjaga daerah di sekitar lapas.
"Memang ini berbahaya juga, memang kami butuh Polri dan juga TNI untuk menjaga jalan-jalan tikus itu. Di nusakambangan memang banyak sekali," ujar Suhardi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Baca juga: BNPT: 325 Mantan Napi Terorisme Ikuti Program Deradikalisasi
Awalnya pimpinan Komisi III Desmond J. Mahesa mengungkapkan permintaan kepala lapas Nusakambangan yang meminta Polri menjaga jalur-jalur tikus di sekitar lapas Nusakambangan.
Menurut Desmond, hal itu harus diperhatikan supaya peristiwa penyanderaan oleh napi terorisme di lapas cabang salemba, kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada awal Mei lalu, tidak kembali terjadi.
"Kasus Mako Brimob saja jebol apa lagi Nusakambangan. Jalur-jalur tikus ke arah Nusakambangan juga perlu diantisipasi," kata Desmond.
Selain jalur tikus, lanjut Suhardi, kawasan di sekitar lapas juga banyak terdapat kontrakkan yang dihuni oleh keluarga para narapidana lapas Nusakambangan.
Baca juga: BNPT Dinilai Lemah dalam Upaya Deradikalisasi
"Dulu kami pernah ke Nusakambangan, itu banyak kontrakan di sekitar itu dan kontrakannya juga ternyata orang-orang yang punya hubungan keluarga yang ada di dalam. Ini yang perlu diantisipasi," kata Suhardi.
BNPT pun menjalin kerja sama dengan pihak lapas dalam memberikan pelatihan bagi petugas lapas dan sipir agar tidak mudah terpengaruh paham-paham radikalisme.
"Kami melatih mereka semua bagaimana harus bersikap. Jadi kami sudah koordinasi dengan Ditjen Lapas. Mudah-mudahan ini jadi inisiatif kami untuk kebaikan," ucapnya.