JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengungkapkan bahwa BNPT melibatkan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam menangani seluruh narapidana terorisme.
Menurut Suhardi, keterbatasan sumber daya manusia menyebabkan BNPT sulit untuk menangani narapidana terorisme.
Berdasarkan catatan BNPT, terdapat lebih dari 200 narapidana terorisme di seluruh Indonesia.
"Kami enggak punya kemampuan jumlah anggota yang sekian ratus, untuk sekarang ini ada 289 narapidana terorisme tersebar di 113 lapas di seluruh Indonesia," ujar Suhardi dalam rapat dengar pendapat BNPT dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Selain itu, lanjut Suhardi, dibutuhkan satu lapas khusus untuk menggantikan fungsi lapas cabang Salemba di kompleks Mako Brimob, Depok.
Baca juga: Mantan Napi Terorisme Anggap Deradikalisasi Pemerintah Belum Efektif, Ini Alasannya
Pihak Polri sempat menyebut persoalan kelebihan kapasitas menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyanderaan oleh para napi terorisme di Mako Brimob pada awal Mei lalu.
"Dibutuhkan satu lapas yang khusus sekarang sedang dibangun di Nusakambangan. Kapolri juga sudah minta dibangun baru di Cikeas untuk pengganti yang di Mako Brimob," kata Suhardi.