Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Dinilai Lemah dalam Upaya Deradikalisasi

Kompas.com - 26/05/2018, 14:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti di Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia (UI) Solahudin menilai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih sangat lemah dalam upaya deradikalisasi dan kontraradikalisasi. Sebab, program-program yang dibuat BNPT dipandang salah sasaran.

"Program-program deradikalisasi yang dilakukan BNPT hampir semua ditujukan kepada orang-orang yang sudah disengagement," kata Solahudin dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/5/2018).

Disengagement maksudnya adalah orang-orang yang sebenarnya sudah tidak radikal. Mau diintervensi maupun tidak diintervensi, tutur Solahudin, mereka sudah meninggalkan kekerasan yang sebelumnya mereka yakini.

Baca juga: UU Antiterorisme Disahkan, BNPT Sebut Mampu Memperkuat Pencegahan Terorisme

Hal yang kurang dilakukan oleh BNPT terkait program deradikalisasi, menurut Solahudin, adalah intervensi kepada orang-orang yang radikal. Ia memberi contoh, tidak ada satupun program intervensi yang ditujukan kepada napi-napi atau eks napi yang nonkooperatif.

"Mereka ini kalau di dalam lapas tidak mau ikut program pembinaan. Tidak mau ikut mengajukan pembebasan bersyarat, karena salah satu syaratnya adalah menjadi justice collaborator," terang Solahudin.

Baca juga: Ketua Pansus: UU Antiterorisme Perkuat Kelembagaan BNPT

Oleh karena itu, menurut dia, penting bagi BNPT untuk melakukan deradikalisasi kepada napi-napi atau keluarga napi yang nonkooperatif.

Ia pun menyebut, sejak tahun 2015 hingga sekarang, mayoritas tersangka dan terpidana yang ditangkap adalah mereka yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), rata-rata bersikap nonkooperatif.

Selain itu, ke depan pun BNPT bakal menghadapi situasi di mana harus terlibat mengurus kelompok radikal.

"Penting sekarang kita mulai bantu BNPT untuk program deradikalisasi sehingga meraka jadi lebih kuat dan antisipatif dalam mengantisipasi terorisme ke depan," ucap Solahudin.

Kompas TV Tetapi militer nantinya hanya sebatas memperkuat operasi kepolisian agar lebih optimal dalam melawan aksi terorisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com