Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka KTT Wasathiyah Islam, Jokowi Perkenalkan Keberagaman Indonesia

Kompas.com - 01/05/2018, 13:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Indonesia akan terus mengedepankan perdamaian dan persatuan, yang mengutamakan musyawarah, penuh toleransi dan kepercayaan, membawa keadilan sosial dan perdamaian abadi.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendikiawan Muslim se Dunia Wasathiyah Islam untuk Peradaban Dunia di Ruang Garuda, Istana Presiden Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5/2018).

Dalam pidatonya di depan 100 ulama dan cendikiawan Muslim dunia, Jokowi memperkenalkan Indonesia sebagai negara demokrasi dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

"Warga negara kami yang beragama Islam sekitar 210 juta dari total seluruh penduduk 250 juta," ujar Jokowi.

(Baca juga : 100 Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia Kumpul di Istana Bogor)

Ada 714 etnis dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal. Mereka hidup tersebar di 17.000 pulau di Indonesia.

Meski berbeda-beda, Jokowi menegaskan, warga negara Indonesia tetap bersatu.

"Kami hidup di dalam keberagaman, berbeda agamanya, beragam suku dan beragam budaya," ujar Jokowi.

"Kami bersyukur, alhamdulilah di dalam keberagaman itu, Indonesia mampu menjaga kebersamaan. Menjaga toleransi. Menjaga perdamaian dan menjaga persatuan," lanjut dia.

Persatuan tersebut terbingkai melalui dasar negara Pancasila dan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika.

Jokowi menambahkan, keberagaman adalah anugerah Allah yang harus dirawat serta dijaga. Sebab, keberagaman menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kuat.

"Sebagai bangsa yang majemuk, kami tidak boleh lengah sedikit pun. Indonesia akan terus mengedepankan perdamaian dan persatuan, yang mengutamakan musyawarah yang penuh toleransi dan kepercayaan, yang membawa keadilan sosial dan perdamaian abadi," ujar Jokowi.

KTT Wasithiyah Islam itu rencananya dilaksanakan selama tiga hari ke depan di Bogor, Jawa Barat. KTT itu dihadiri 100 lebih ulama dan cendikiawan Muslim se-dunia.

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsudin mengatakan, konsultasi tingkat tinggi ini diharapkan dapat mendorong gerakan bersama Islam moderat di dunia sekaligus menyingkirkan wawasan Islam yang bersifat fundamentalis, ekstremis dan radikalis yang belakangan menyebabkan krisis peradaban.

"Memang tidak ada solusi bagi problematika peradaban dunia kecuali dengan wasathiyah Islam. Tidak terjebak pada radikalisme, fundamentalisme dan ekstremisme," kata Din.

Rangkuman pertemuan ini akan diberi tajuk "Bogor Messege" dan akan dipedomani para ulama dan cendikiawan Muslim sedunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com