Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: "Swing Voters" Akan Lebih Cerdas Pilih Partai yang Konsisten

Kompas.com - 25/04/2018, 16:28 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria meyakini, pemilih yang bisa berubah pilihan atau swing voters akan lebih cerdas dalam menentukan pilihan saat Pemilu 2019.

Ia mengaku, tak khawatir dengan tingginya persentase swing voters Partai Gerindra atau pemilih yang masih bisa mengubah pilihannya.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, Rabu (25/4/2018), elektabilitas Gerindra mencapai 10,9 persen.

(Baca juga : Survei Kompas: Elektabilitas PDI-P, Gerindra, dan Golkar Teratas)

Sementara, strong voters Partai Gerindra atau pemilih yang tak akan berubah berada pada angka 38,9 persen dan swing voters 49,6 persen.

"Kami yakin setahun ke depan ini swing voters akan semakin cerdas dan melihat Gerindra sebagai partai yang konsisten," ujar Riza saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

"Dengan segala kelebihan dan kekurangan kita punya konsistensi perjuangkan kepentingan bangsa. Kami meyakini itulah yang dilihat rakyat," ucapnya.

(Baca juga : Survei Kompas: Enam Parpol Terancam Tak Lolos ke DPR)

Riza mengaku, partainya tak memiliki strategi khusus untuk meningkatkan elektabilitas dan menarik swing voters menjadi pemilih Partai Gerindra.

Ia mengatakan, selama ini Gerindra selalu bekerja sesuai harapan masyarakat.

Gerindra, kata Riza, selalu konsisten dalam memperjuangkan visi-misinya terkait ekonomi kerakyatan, pemberantasan korupsi, keadilan, kesejahteraan petani dan infrastruktur.

"Kalau Gerindra tak punya kiat khusus. Kami normal saja kerjanya membangun konsolidasi partai, memperbaiki struktur partai. Bangunan itu kalau tinggi, pondasinya harus semakin kuat supaya tidak rubuh. Itu yang kami lakukan," kata Riza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com