DEPOK, KOMPAS.com - Direktur Utama First Travel Andika Surachman meyakini perusahaannya masih bisa memberangkatkan ribuan calon jemaah untuk ibadah umrah sesuai jadwal.
"Saya yakin (bisa berangkat). Nanti kembali semua biayanya kalau perhitungan saya pada 2018," ujar Andika dalam sidang di Pengadilan Negeri Depok, Senin (23/4/2018).
(Baca juga: Dirut First Travel Masih Untung dengan Harga Paket Umrah Rp 14,3 Juta)
Berdasarkan kesepakatan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Agama, mereka harus memberangkatkan 5.000 jemaah mulai November 2017.
Saat itu First Travel juga diminta menyerahkan nama-nama calon jemaah yang belum berangkat.
Menurut dia, semestinya ribuan calon jemaah bisa berangkat jika pada awal Agustus 2017 ia tak ditangkap dan perusahaannya dibekukan.
Jaksa tak yakin dengan pernyataan Andika sebab utang pada vendor yang nilainya miliaran rupiah pun belum dibayar.
Namun, menurut Andika, tahun-tahun sebelumnya pun First Travel selalu berutang namun sudah dilunasi semua.
(Baca juga: Bos First Travel Sebut Perusahaannya Bermasalah akibat Publikasi Media)
Untuk tahun ini, kata dia, utang tersebut juga bisa dilunasi andaikan perusahaannya masih beroperasi dan menerima pendaftaran calon jemaah untuk tahun depan.
"Hanya karena perusahaan tutup tidak bisa bayar lagi. Hanya 15-20 persen sisa utang yang belum terbayar karna kegiatan operasional yang berhenti," kata Andika.
Andika mengatakan, dari harga Rp 14,3 juta, sebenarnya perusahaan masih memperoleh keuntungan sebesar Rp 1 juta perorang.
Namun, First Travel akan sedikit merugi jika menggunakan maskapai berbeda karena harga tiketnya lebih mahal. Kerugiannya sekitar Rp 300.000.
Andika mengatakan, kerugian itu masih bisa ditutupi dengan pendapatan dari uang upgrade kamar hotel di Mekah maupun Madinah.
"Dengan biaya segitu tetap bisa berangkat," kata Andika.
(Baca juga: Bos First Travel Mengaku Diintimidasi Penyidik Saat Pembuatan BAP)
Rencananya, untuk umrah 2018, First Travel akan menaikkan harga paket umrah menjadi Rp 16,5 juta.
Dengan biaya tersebut, kata dia, keuntungan yang didapat akan lebih besar sehingga bisa menutupi utang-utang di vendor dan memberangkatkan jemaah yang belum berangkat pada 2017.