Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon Tetap Yakin Prabowo Jadi Presiden meski Elektabilitas Turun

Kompas.com - 23/04/2018, 12:15 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tetap yakin ketua umumnya, Prabowo Subianto, akan meraih suara terbanyak jika maju Pilpres 2019.

Fadli tetap meyakini hal itu meski elektabilitas Prabowo relatif jauh di bawah Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan survei Litbang Kompas yang dirilis pada Senin (23/4/2018), responden yang memilih Jokowi apabila pilpres digelar saat ini mencapai 55,9 persen.

Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 14,1 persen.

"Menurut saya biasa-biasa saja. Nanti pada waktunya tentu akan ada kontestasi yang sesungguhnya dan rakyat yang menentukan dan itu masih tahun depan. Kalau kami masih yakin Pak Prabowo akan menang," ujar Fadli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/4/2018).

(Baca juga: Survei "Kompas": Jokowi 55,9 Persen, Prabowo 14,1 Persen)

Menurut Fadli, kendati berdasarkan survei elektabilitas Jokowi naik, masyarakat justru merasakan kesulitan, terutama di bidang ekonomi.

Ia menilai, banyak janji-janji pemerintah yang belum terealisasi. Masyarakat, kata Fadli, semakin sulit mencari pekerjaan dan harga-harga kebutuhan pokok naik.

"Orang-orang di sekitar presiden juga seharusnya jangan ABS, asal bapak senang, gitu. Coba dihadapi dong persoalan-persoalan yang ada di masyarkat. Saya menemui juga kemarin di Sumatera Utara, di dapil saya, dan berbagai tempat. Rata-rata sama, merasakan kesulitan-kesulitan hidup, terutama di bidang ekonomi," kata Fadli.

(Baca juga: Survei "Kompas": Kepuasan Pemerintahan Jokowi Meningkat Jadi 72,2 Persen)

Selain itu, lanjut Fadli, berbagai hasil survei saat ini hanya manjadi salah satu indikator awal.

Ia mengatakan, hasil survei belum tentu merefleksikan apa yang akan terjadi saat pilpres nanti.

Fadli meyakini, elektabilitas Prabowo akan meningkat jelang Pilpres 2019.

"Jadi, menurut saya, survei ini hanya indikator awal. Pemilu itu persis satu tahun lagi," ucap Wakil Ketua DPR itu.

Survei Litbang Kompas dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra, 11 April.

(Baca juga: Survei "Kompas": Jokowi Terganjal Masalah Harga Kebutuhan Pokok dan Lapangan Pekerjaan)

Responden yang memilih Jokowi apabila pilpres digelar saat ini mencapai 55,9 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.

Sementara itu, potensi keterpilihan Prabowo Subianto 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yang merekam angka 18,2 persen.

Survei tatap muka ini dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.

Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun. Reponden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia dan jumlahnya ditentukan secara proporsional.

Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. 

Kompas TV Romahurmuziy mengatakan, Gerindra menawarkan opsi Prabowo Subianto untuk bisa jadi cawapres Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com