JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pusat laboratorium forensik telah mengeluarkan hasil penelitian terhadap kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes (Purn) Agus Samad.
Hasil tersebut akan dijadikan informasi tambahan bagi Polri untuk menemukan penyebab kematian.
"Hasil dari labfor sudah ada. Mohon doanya saja semoga segera terungkap," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
(Baca juga: Ungkap Misteri Kematian Mantan Wakapolda Sumut, Polisi Periksa 20 Saksi)
Namun, Setyo enggan mengungkap hasil labfor tersebut. Ia mengatakan, hasil labfor akan disampaikan di pengadilan.
Saat ditanya apakah kemungkinan besar Agus dibunuh, Setyo enggan memberi penegasan.
"Sampai sekarang belum ada pernyataan Polda Jatim. Saya tidak berkompeten menyatakan itu," kata Setyo.
Ditemui terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Mohammad Iqbal mengatakan, labfor mengidentifikasi jejak darah yang ditemukan di sekitar TKP. Namun, Iqbal enggan mengungkap apakah darah itu cocok dengan darah korban.
Selain itu, di lokasi kejadian, ditemukan juga semacam butiran putih yang belum diketahui apa.
"Tentunya nanti akan disesuaikan, merangkai semua bukti yang ada di TKP," kata Iqbal.
Sampai sejauh ini polisi belum memastikan penyebab kematian Agus Samad. Penyebabnya masih fifty-fifty, antara dibunuh dan bunuh diri. Meski begitu, analisis TKP dan hasil otopsi menunjukkan dugaan bahwa mantan perwira tersebut dibunuh.
(Baca juga: Penyebab Kematian Mantan Wakapolda Sumut Tunggu Analisis Mabes Polri)
Sebelumnya ditemukan racun serangga di TKP. Namun, hasil otopsi menunjukkan bahwa lambung korban bersih dari racun serangga. Keberadaan racun serangga diduga hanya sebagai pengalihan.
Hasil otopsi juga menunjukkan bahwa korban neninggal karena enam tulang rusuk sebelah kirinya patah. Patahan tulang rusuk itu menghunjam ke jantung. Polisi masih menyelidiki penyebab tulang yang patah tersebut.
Korban pertama kali ditemukan di taman belakang rumahnya, Perum Bukit Dieng Blok MB-9 Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (24/2/2018) sekitar pukul 08.00.
Kaki korban terikat tali rafia yang ujungnya terikat ke pagar di lantai tiga. Di kedua pergelangan tangan korban terdapat luka sayat.