Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Lintas Perguruan Tinggi Minta Pemerintah Evaluasi Fungsi E-KTP

Kompas.com - 09/03/2018, 13:36 WIB
Abba Gabrillin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis antikorupsi yang merupakan akademisi dari berbagai perguruan tinggi meminta pemerintah mengevaluasi ulang fungsi Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Mereka yang tergabung dalam Gerakan Antikorupsi Lintas Perguruan Tinggi (GAK) mengundang sejumlah kementerian dan lembaga untuk mendiskusikan hal itu bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kami tidak bahas masa lalu, tapi ke depan bagaimana. Karena ternyata kami temukan masih banyak kerugian berlanjut akibat peluncuran e-KTP yang bermasalah," ujar Ketua GAK Bidang Hubungan Antarlembaga Suwidi Tono di Gedung KPK Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Menurut Suwidi, para akademisi berpandangan bahwa pengusutan kasus korupsi di balik pengadaan e-KTP adalah momentum yang tepat untuk mengembalikan tujuan pembuatan sistem data tunggal kependudukan.

(Baca juga: Ketua KPK: Kerugian Negara Rp 2,3 T di Kasus e-KTP Bukan Isapan Jempol)

Menurut para akademisi, kartu e-KTP yang saat ini digunakan sama sekali tidak memiliki manfaat. Bahkan, tidak ada bedanya dengan KTP lama.

Meski memakan anggaran besar, e-KTP yang digunakan sekarang menggunakan chip berkapasitas rendah dan sistem operasi yang tidak kompatibel untuk mendukung berbagai program pemerintah.

Misalnya, e-KTP tidak bisa mendukung program perpajakan, program bantuan sosial seperti dana BOS, dan bantuan kesehatan, serta tidak mendukung data pemilih dalam pemilu.

"Kami meminta pemerintah merancang ulang sistem e-KTP yang bermanfaat dan mendukung di sektor perpajakan, alokasi anggaran dan subsidi tepat sasaran," kata Suwidi.

Para akademisi yang hadir beberapa di antaranya berasal dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sementara, beberapa perwakilan lembaga yang hadir yakni, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kantor Staf Presiden dan Kementerian Pertahanan. Diskusi di Gedung KPK dihadiri juga oleh Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.

Kompas TV Mendagri Pastikan E-KTP Berjalan & Aman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com