Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Girindra Sandino
Pengamat Pemilu

Pengamat Pemilu dan Sekjen Liga Literasi Nasional

Peserta Pemilu 2019 Diprediksi Bakal Miskin Agenda

Kompas.com - 05/03/2018, 16:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KAMPANYE prarapat umum, yakni pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, kampanye melalui media massa dan pemasangan alat peraga akan berlangsung tidak lama lagi.

Tulisan ini tidak untuk menunjukkan pesimisme terhadap tahap penyelenggaraan pemilu, yakni tahap kampanye. Namun, lebih menggambarkan kampanye-kampanye pada pemilu sebelumnya, yang diprediksi akan terjadi di Pemilu 2019, dan penulis tidak sama sekali berharap demikian.

Kampanye harus memuat pendidikan politik kepada rakyat secara masif akan gagasan dan ide-ide strategis dalam membangun bangsa dan negara Indonesia ke depan.

Secara teori, pada masa prarapat umum itu seharusnya publik sudah memperoleh informasi dan pemahaman mengenai 14 partai politik peserta pemilu dan para peserta pemilu Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta calon presiden dan wakilnya.

Akan tetapi, jika kelak di dalam kenyataan sekitar separuh dari parpol-parpol itu dan peserta pemilu seperti DPD belum mengomunikasikan diri ke publik, menjadi sebuah ironi dalam pemilu.

Penyebabnya tentu bervariasi, mulai dari kurangnya dana sampai ke minimnya dukungan sukarela atau mungkin mempunyai rencana mengonsentrasikan kampanye ke masa kampanye rapat umum.

Seluruh pelosok Jakarta dan pelosok daerah di seluruh Indonesia akan dipenuhi stiker, poster, spanduk, baliho dan beragam atribut dihiasi wajah ratusan caleg untuk DPR, DPD maupun DPRD provinsi serta capres-cawapres.

Itu bisa saja terjadi mengingat pemilu 2019 nanti berlangsung serentak antara pemilihan anggota parlemen dan presiden-wapres.

Akan tetapi, hal itu diprediksi akan terbatas hanya pada mereka yang berasal dari beberapa parpol yang sudah dikenal publik. Sisanya mungkin masih sungkan memasarkan diri di ruang publik.

Rona wajah dan sosok peserta pemilu DPD mungkin lebih sedikit lagi yang sudah menjajakan diri ke publik untuk dipilih sebagai "senator".

Mungkin beberapa kandidat saja, baik di Jakarta maupun daerah, yang mencoba memasang baliho di tengah pertanyaan warga yang tentang siapa dia yang digambarkan di baliho.

Hasil kampanye berbulan-bulan yang cukup panjang itu bermuara pada kesimpulan publik tentang tidak adanya tawaran agenda. Setidak-tidaknya slogan aksentuatif yang memberi harapan, kecuali permohonan doa restu dan permintaan untuk dipilih.

Doris Cordes (2002) menggolongkan parpol berdasarkan perbedaan paradigma, yaitu paradigma integrasi yang bertujuan memelihara stabilitas sistem politik, paradigma kompetisi, dan paradigma transisi yang berorientasi perubahan serta pembaruan tatanan sosial-politik.

Di Indonesia, tidak ada perbedaan paradigma itu, seakan-akan ke-14 parpol itu berasal dari "keluarga inti politik" yang sama sehingga bahkan sulit dijumpai perbedaan agenda politik spesifik.

Publik yang kritis sekali pun tidak mengetahui persis perbedaan paradigma dan agenda parpol-parpol yang mengusung nilai-nilai agama dengan parpol-parpol yang mengklaim diri nasionalis ataupun kekaryaan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com