Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalaupun Menang Gugatan, Yusril Tetap Merasa Dirugikan

Kompas.com - 19/02/2018, 18:49 WIB
Estu Suryowati,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Bulan Bintang (PBB) menggugat Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) Nomor 58/PL.01.1-Kpt/03/KPU/ISI/2018 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2019.

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra memasukkan sendiri gugatan tersebut ke Badan Pengawas Pemilihan Umum RI (Bawaslu) di Jakarta, pada Senin (19/2/2018).

Gugatan ini dilayangkan lantaran Yusril merasa ada konspirasi yang menyebabkan PBB tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2019.

Yusril berharap persoalan ini bisa selesai di meja mediasi. Namun, jika tidak selesai, dia memastikan akan menempuh jalur pidana.

(Baca juga: PBB Gagal Jadi Peserta Pemilu 2019, Yusril Duga akibat Dua Hal Ini)

Akan tetapi, lanjut Yusril, kalaupun nanti pihaknya memenangkan gugatan, PBB tetap dalam posisi dirugikan. Pasalnya, pengundian nomor urut partai politik peserta pemilu sudah lewat.

Kemarin Minggu (18/2/2018) 14 partai politik peserta pemilu 2019 ditambah empat partai lokal Aceh telah mendapatkan nomor urut.

"Ini menjadi masalah kalaupun kami dimenangkan oleh Bawaslu. Kami sudah dirugikan tidak ikut dalam pengundian nomor urut," kata Yusril dalam konferensi pers, di Gedung Bawaslu RI.

Yusril bahkan mengingat kembali PBB pernah mengalami hal serupa. Lima tahun silam, PBB harus melakukan upaya hukum untuk menjadi peserta Pemilu 2014.

"Akhirnya dikasih nomor terakhir sesudah partai lokal," kata dia.

(Baca juga: Yusril: Masa gara-gara 6 Orang Terlambat ke KPU, PBB Tak Bisa Ikut Pemilu?)

Ketika ditanyakan apa ruginya mendapatkan nomor buncit, Yusril mengatakan bukan soal urutan nomor. Melainkan, publikasi besar-besaran saat pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pemilu 2019 tadi malam, telah membuat citra PBB turun karena sudah dinyatakan tidak memenuhi syarat.

"Politik ini kan image. Kalau tadi malam semua parpol datang dan PBB dinyatakan tidak lolos dan tidak ikut pemilu, bisa Anda bayangkan apa yang terjadi pada seluruh pengurus dan anggota di daerah? Mereka semua down," kata Yusril.

Dia pun berharap proses di Bawaslu segera membuahkan hasil. Sebab, PBB sudah mengalami kesulitan menjadi peserta pemilu dua kali.

"Secara politik kami dirugikan, didzalimi terus. Mudah-mudahan rakyat bisa menilai dengan fair," ucapnya.

Kompas TV Rapat penetapan calon peserta Pemilu 2019 berlangsung di Hotel Mercure, Harmoni, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com