Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penyerangan Air Keras, Polisi Masih Butuh Keterangan Novel

Kompas.com - 06/02/2018, 17:04 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian masih membutuhkan keterangan penyidik KPK Novel Baswedan yang menjadi korban kasus dugaan penyerangan dengan air keras.

Namun, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Nico Afinta mengatakan, pemeriksaan lanjutan Novel belum dapat dilakukan karena Novel masih akan menjalani operasi mata.

"Pak Novel juga sampai sekarang kan masih belum dapat diambil keterangan lanjutan, karena informasinya masih mau operasi mata," kata Nico, saat ditemui di kantor Ombudsman, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Nico berharap, ke depannya Novel mau untuk dimintakan keterangan lanjutan oleh kepolisian.

"Karena bagaimanapun juga jika ada orang yang dipukul, orang dianiaya, orang dikeroyok, keterangan pihak korban sangat penting buat kami," ujar Nico.

(Baca juga: Ada Maladministrasi di Kasus Saksi Novel Baswedan, Ini Penjelasan Polisi)

Jumpa pers Ombudsman terkait laporan salah satu saksi di kasus penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan, di kantor Ombudsman, Jakarta, Selasa (6/2/2018).Kompas.com/Robertus Belarminus Jumpa pers Ombudsman terkait laporan salah satu saksi di kasus penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan, di kantor Ombudsman, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Polisi juga hendak menggali soal kasus-kasus penting yang pernah ditangani Novel, yang mungkin berkaitan dengan penyerangan terhadapnya.

Dalam perkembangan penyelidikan kasus penyerangan Novel, KPK, menurut dia, sudah mengirim enam penyidiknya untuk bekerja sama dengan Polda Metro Jaya.

"Mereka sudah ketemu dengan kami, dan kami juga sudah menyampaikan hasil penyidikan kami kepada tim dari KPK. Jadi sekarang sudah sama-sama," ujar Nico.

Sementara itu, sejak merilis sketsa tiga terduga pelaku penyerangan Novel bersama pimpinan KPK, Nico mengatakan sudah 1.400 lebih telpon dan sms masuk lewat hotline yang dibuat polisi.

Sekitar 200-300 telpon atau sms yang masuk kemudian ditindaklanjuti polisi dalam bentuk pengecekan karena informasinya dianggap kredibel.

"Ada yang di Jakarta Selatan, di Surabaya, itu tim datangi dan cek terhadap info yang masuk. Yang tidak kredibel tidak kami tindaklanjuti," ujar Nico.

Kompas TV Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, memenuhi panggilan Polda Metro Jaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com