Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Biaya, Jatah Makan Jemaah Haji 2018 Kemungkinan Dikurangi

Kompas.com - 01/02/2018, 19:11 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum menyetujui usulan pemerintah menaikan biaya haji sebesar Rp 900.000 untuk tahun 2018. Kini, usulan masih alot dibahas oleh panitia kerja (Panja) yang terdiri dari Komisi VIII DPR dan Kementerian Agama.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR sekaligus Ketua Panja Biaya Haji, Noor Achmad menuturkan, dalam rapat yang digelar hari ini, ada berbagai usul untuk menyisir satu per satu biaya komponen haji sehingga biaya haji tidak naik.

"Kami berharap transportasi tidak ada kenaikan. Demikian juga dengan transportasi di sana. Kami akan lakukan negosiasi dan lobi-lobi apakah mereka harus menaikan biaya lokal disana," ujarnya di Ruang Rapat Komisi VIII, Jakarta, Rabu (1/2/2018).

Dalam rapat Panja DPR dengan Kementerian Agama juga muncul beberapa usulan agar biaya haji tidak naik. Salah satu usulan itu yakni mengurangi jatah makan para jemaah haji.

Baca juga : Pemerintah Ajukan Kenaikan Biaya Haji Tahun 2018 Sebesar Rp 900.000

Saat ini diusulkan jatah makan jemaah haji yakni 50 kali. Namun, DPR menilai jatah makan itu bisa dikurangi karena ada hari-hari di mana penyediaan makan untuk tidak efektif.

"Terutama 3 hari menjelang dan 3 hari setelah Armina. Menurut Komisi VIII tidak perlu diberikan karena biasanya juga sia-sia menjangkaunya sulit," kata Noor.

Kalau pengurangan jatah makan dilakukan, maka para jemaah haji bisa membeli makanan dari para pedagang makanan di lokasi.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan bahwa Pemerintah dan DPR sudah menemui titik temu soal pengurangan jatah makan jamaah haji.

"Ada satu masa di mana tidak memungkinkan makanan diberikan karena ada aturan dari Arab Suadi dimana melarang kendaraan untuk lalu lalang di Masjidil Haram," kata Nizar.

Baca juga : Jusuf Kalla Anggap Wajar Usulan Kenaikan Biaya Haji 2018

Meski begitu, Nizar mengatakan bahwa jatah makan jamaah haji tetap naik bila dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya 25 kali.

Tahun ini pemerintah mengusulkan agar jatah makan jamaah haji meningkat menjadi 50 kali dengan kenaikan biaya Haji sebesar Rp 900.000. Kenaikan biaya haji terjadi karena Arab Saudi menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) produk barang dan jasa.

Namun, DPR tak ingin biaya haji naik. Oleh karena itu usulan 50 kali makan akan dikurangi sehingga membantu agar biaya haji tidak naik.

Sebelumnya, pemerintah mengajukan usul kenaikan biaya haji Rp 900.000. Dengan usulan itu maka biaya haji naik dari Rp 34.890.312 pada 2017 menjadi Rp Rp 35.790.982 pada 2018. Namun, hingga kini pemerintah dan DPR masih alot membahas soal usulan kenaikan biaya haji tersebut.

Kompas TV Untuk perjalanan umrah dan haji plus, travel ini mematok tarif Rp 18 Juta sampai Rp 23 Juta.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com