Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Kalau Memang Harus Bertempur, Kita Bertempur dengan Baik

Kompas.com - 23/01/2018, 19:54 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada alasan tersendiri Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menggelar pagelaran teater dalam peringatan ulang tahunnya yang ke-71. Pagelaran teater bertajuk "Satyam Eva Jayate" tersebut digelar di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018).

Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja tampak hadir. Selain itu, ada pula beberapa pimpinan partai antara lain Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang.

Dalam sambutannya sebelum acara dimulai, Megawati menuturkan bahwa ada pesan yang ingin disampaikan dalam lakon tersebut.

"Untuk acara ini saya ambil judul Satyam Eva Jayate, artinya apa? Itu peristiwa di abad ke-13, kira-kira tahun 1926 ketika seorang raden wijaya," ucap Megawati.

Kemudian, Ketua Umum PDI-P itu menghentikan ceritanya.

Baca juga : Diminta Megawati Tak Buru-buru, Jokowi Telat Resmikan Istora Senayan

"Sudah sampai situ saja. Nanti mudah-mudahan bisa dicari apa toh maksudnya. Nanti setelah mengetahui jalan ceritanya," tuturnya.

Megawati berharap seluruh tamu undangannya yang sebagian besar politisi itu dapat sejenak melupakan tahun politik. Ia memprediksi tahun politik akan berjalan keras.

"Semoga apa yang disampaikan pertunjukan ini dapat membuat kita sekedar melupakan tahun politik yang sepertinya akan menegangkan, sepertinya. Tapi saya berharap kita akan berjalan seperti biasanya," kata Megawati.

"Kalau kita harus tempur ya kita tempur dengan baik demi demokrasi. Demikian,"ucapnya.

Lakon "Satyam Eva Jayate" mengangkat tema tentang perjuangan menegakkan kebenaran di tengah kegilaan masyarakat yang korup.

Cerita ini mengangkat persaingan dua politisi besar di sebuah kerajaan yang diperankan oleh Sudjiwo Tedjo sebagai sang Raja dan Marwoto sebagai patih. Mereka bersaing memperebutkan puncak kekuasaan.

Baca juga : Megawati Rayakan HUT ke-71 dengan Pagelaran Satyam Eva Jayate

Bermacam cara dilakukan agar memenangkan persaingan. Fitnah dan intrik membuat masyarakat terbelah. Situasi itu membuat sang pemimpin kerajaan itu tersingkir. Bahkan dibuang ke hutan.

Dalam pembuangannya sang pemimpin justru tercerahkan dan menemukan kesadaran bahwa puncak kekuasaan sesungguhnya bukan kekuasaan politik tetapi kebijaksanaan dan semangat mensejahterakan rakyat.

Lakon "Satyam Eva Jayate" dikemas dengan bergaya satir oleh sutradara Agus Noor. Tidak jarang sindiran politik terlontar dari percakapan antar tokoh. Soal Pilkada DKI Jakarta 2017 misalnya.

"Memang ternyata ibu tiri tidak lebih kejam daripada ibu kota," ucap Susilo, salah satu tokoh, saat berdialog dengan Marwoto.

Baca juga : Tutup Pidato di HUT Ke-45 PDI-P, Megawati Menangis

Saat ditemui di sela-sela acara, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa "Satyam Eva Jayate" adalah semboyan dari bahasa Sanskerta yang berarti "hanya kebenaran yang berjaya."

"Tema teater ini sesuai dengan keyakinan yang selama ini dipegang Ibu Megawati dalam menjalani kehidupan, termasuk saat memimpin negara, dan PDI Perjuangan saat ini, bahwa hanya kebenaran yang akhirnya akan berjaya," kata Hasto.

Menurut Hasto, perjalanan politik yang pernah dialami Megawati telah membuktikan bahwa politik yang berkeadaban dan tidak menghalalkan segala caralah yang akan menang. Keteguhan Megawati inilah yang ikut menempa PDI Perjuangan sebagai partai ideologis yang memperjuangkan ideologi Bung Karno.

"Tanpa keyakinan dan keteguhan politik Ibu Megawati, PDI Perjuangan tidak akan seperti sekarang ini," ucapnya.

Kompas TV Sejumlah persiapan telah dilakukan demi memastikan acara berjalan dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com