JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo sempat memberikan peringatan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil untuk mengejar target pemberian sertifikat lahan bagi masyarakat.
Jika gagal mencapai target, maka Sofyan Djalil akan dicopot dari kabinet.
"Saya dengan Pak Menteri di awal perjanjiannya, 'Pak targetnya ini 5 juta (sertifikat yang dibagikan), kalau enggak tercapai tahu sendiri," kata Jokowi saat memberikan arahan di acara Rakernas Kementerian ATR 2018 di Jakarta, Rabu (10/1/2018).
"Nanti Pak Menteri sampaikan saja ke kanwil, ke dirjen, ke eselon sama, targetnya ini, yang enggak memenuhi sama, copot, bener enggak?" tambah Jokowi.
Untungnya, kata Jokowi, target pembagian 5 juta sertifikat lahan itu tercapai untuk tahun 2017. Alhasil, Jokowi pun tidak mencopot Sofyan Djalil dari kabinet.
"Saya ingin terimakasih yang sebesar-besarnya pada seluruh jajaran Kementerian ATR/BPN dari tingkat pusat sampai tingkat kabupaten/kota, sehingga target yang saya berikan kepada pak menteri 2017 lalu bisa tercapai," kata Jokowi.
(Baca juga: Jokowi Bagikan 65.548 Sertifikat Tanah di NTT)
Jokowi meminta kepada seluruh jajaran Kementerian ATR maupun pejabat BPN di daerah untuk tidak takut mengejar target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Pada tahun 208 ini, Jokowi menaikkan target pemberian sertifikat menjadi sebanyak 7 juta.
"Enggak perlu takut kalau kita bekerja target itu dikejar benar dan itu bukan suatu yang sulit," kata Jokowi.
Jokowi mengaku tahu betul bahwa seluruh pegawai BPN telah bekerja keras pagi hingga larut malam untuk mengejar target penyerahan sertifikat.
Oleh karena itu, dirinya meminta kerja keras tetap dipertahankan sehingga 2025 seluruh bidang tanah di Indonesia dapat tersertifikasi.
"Saya yakin dengan kerja keras BPN, target saya 2025 seluruh bidang tanah di tanah air ini sudah bersertifikat," kata Kepala Negara.