Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Airlangga, Larangan Jokowi tentang "Rangkap Jabatan" Harus Dicerna Kontekstual

Kompas.com - 06/01/2018, 14:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyatakan dengan tegas agar tidak ada menteri di Kabinet Kerja yang merangkap jabatan politik.

Namun, pernyataan tersebut kini menjadi polemik lantaran Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar, tetapi diizinkan.

Menurut peneliti dari SMRC Sirojudin Abbas, pernyataan Jokowi tersebut harus dilihat secara kontekstual.

Abbas menuturkan, mulanya pada saat presiden menyatakan demikian, banyak petinggi partai yang lantas menduduki jabatan menteri ketika terjadi perombakan kabinet.

Pernyataan tersebut menurut Abbas, merupakan respons dari pertanyaan publik mengenai profesionalitas petinggi partai yang menjadi menteri.

(Baca juga : Direshuffle atau Tidak, Ini Jawaban Airlangga Hartarto...)

Apakah yang bersangkutan bisa bekerja dalam kabinet secara independen, imparsial, dan tidak dihantui oleh kepentingan kelompoknya.

"Situasi AH (Airlangga Hartarto) ini berbeda. Dia menjadi menteri dulu, baru Golkar memilih dia menjadi Ketua Umum. Dan itu berbeda sekali," kata Abbas dalam sebuah diskusi di Jl. Cikini Raya, Jakarta, Sabtu (6/1/2018).

Abbas lebih lanjut mengatakan, nama Airlangga lebih dahulu besar sebagai seorang profesional, dan bukan sebagai politisi.

Dan justru lantaran portofolio dan rekam jejak Airlangga yang mumpuni di sektor industri inilah, maka dia ditarik masuk ke kabinet menjadi Menteri Perindustrian.

"Masuknya Golkar dalam koalisi pemerintah itu direpresentasikan oleh kehadiran seorang profesional, yang di lingkungan Golkar adalah figur yang sangat otoritatif dan berpengalaman di bidang itu," ucap Abbas.

Dengan profesionalitas yang dimiliki Airlangga, Abbas menilai rangkap jabatan tidak akan menimbulkan konflik kepentingan.

Toh kata dia, menteri lain yang saat ini juga masih menjadi petinggi partai tetap menunjukkan kinerja yang baik.

"Pak Eko (Sandjojo) salah satu contohnya. Dia masih bendahara umum PKB. Dan kalau kita lihat capaian di kabinet, misal program yang menjadi andalan pemerintah yaitu membangun dari pinggiran, itu mengalami akselerasi yang luar biasa," terang Abbas.

"Itu artinya tidak ada efek langsung antara posisi dia sebagai bendahara umum partai dengan kinerja dia. Pada akhirnya kembali pada profesionalisme maupun leadership orang yang bersangkutan," pungkasnya.

Kompas TV Ditemui usai menghadiri peluncuran buku di Gedung DPR, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengkritik dengan keras terkait rangkapnya jabatan Airlangga Hartarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Nasional
Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Nasional
Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu 'Poco-Poco Kepemimpinan', Sindir Pemimpin Maju Mundur

Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu "Poco-Poco Kepemimpinan", Sindir Pemimpin Maju Mundur

Nasional
Marinir TNI AL Persiapkan Satgas untuk Jaga Perbatasan Blok Ambalat

Marinir TNI AL Persiapkan Satgas untuk Jaga Perbatasan Blok Ambalat

Nasional
PDI-P Perketat Sistem Rekrutmen Anggota, Ganjar: Itu Paling 'Fair'

PDI-P Perketat Sistem Rekrutmen Anggota, Ganjar: Itu Paling "Fair"

Nasional
Coba Itung Utang Negara, Megawati: Wow Gimana Ya, Kalau Tak Seimbang Bahaya Lho

Coba Itung Utang Negara, Megawati: Wow Gimana Ya, Kalau Tak Seimbang Bahaya Lho

Nasional
Megawati: Kita Cuma Seperempat China, Gini Saja Masih Morat-Marit dan Kocar-Kacir Enggak Jelas

Megawati: Kita Cuma Seperempat China, Gini Saja Masih Morat-Marit dan Kocar-Kacir Enggak Jelas

Nasional
PDI-P Perketat Diklat untuk Caleg Terpilih Sebelum Bertugas

PDI-P Perketat Diklat untuk Caleg Terpilih Sebelum Bertugas

Nasional
Pengamat Sebut Hasil Rakernas 5 PDI-P Jadi Sinyal Partai Banteng Oposisi Prabowo-Gibran

Pengamat Sebut Hasil Rakernas 5 PDI-P Jadi Sinyal Partai Banteng Oposisi Prabowo-Gibran

Nasional
98 Persen Jemaah Gelombang Pertama Belum Pernah Berhaji

98 Persen Jemaah Gelombang Pertama Belum Pernah Berhaji

Nasional
Ahok: Saya Enggak Gitu Paham Sumut...

Ahok: Saya Enggak Gitu Paham Sumut...

Nasional
Ahok Ungkap Tugas dari Megawati

Ahok Ungkap Tugas dari Megawati

Nasional
Patroli dengan AU Malaysia di Selat Malaka, TNI AU Kerahkan 2 Jet Tempur F-16

Patroli dengan AU Malaysia di Selat Malaka, TNI AU Kerahkan 2 Jet Tempur F-16

Nasional
Megawati: Lebih Baik 'Aku Cinta Padamu', Susah Banget Pakai 'Saranghae', Bukannya Menghina...

Megawati: Lebih Baik "Aku Cinta Padamu", Susah Banget Pakai "Saranghae", Bukannya Menghina...

Nasional
Tidak Akan Sampaikan Sikap Politik di Rakernas, Megawati: Enak Wae, Gue Mainin Dulu Dong

Tidak Akan Sampaikan Sikap Politik di Rakernas, Megawati: Enak Wae, Gue Mainin Dulu Dong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com