Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemparan Bom di Polsekta Bontoala, Warga Diminta Beraktivitas Normal

Kompas.com - 01/01/2018, 18:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri meminta warga masyarakat di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk beraktivitas seperti biasa dan tidak terpengaruh ataupun takut menyusul peristiwa pelemparan bom di Polsekta Bontoala, pada Senin (1/1/2018) dini hari tadi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Muhammad Iqbal mengatakan, bom yang dilemparkan berdaya ledak rendah (low explosive), dan pelaku juga belum tentu terkait dengan jaringan teroris besar.

Meski demikian, Iqbal memastikan polisi tetap bekerja untuk mengumpulkan bukti-bukti dan mengejar para pelaku penyerangan.

"Masyarakat jalankan terus aktivitas. Melakukan ibadah, ekonomi, pekerjaan. Biar kami yang bekerja menjaga seluruh masyarakat di manapun berada," kata Iqbal di Jakarta, Senin.

(Baca juga : Pelemparan Bom di Polsekta Bontoala Belum Tentu Aksi Jaringan Teroris)

Iqbal mengatakan, peristiwa tersebut bermula usai perayaan malam pergantian tahun. Sekitar pukul 03.00 WITA, pelaku melemparkan sebuah benda yang bunyinya mirip petasan.

Kapolsek Bontoala dan anak buahnya mengecek bunyi tersebut.

"Kami kepolisian pasti akan melakukan identifikasi, ada ledakan apa, dan ini adalah naluri kepolisian," kata Iqbal.

Namun pelaku kembali melemparkan sebuah benda dan melukai Kapolsek dan anak buahnya.

"Kapolsek luka sedikit di jari, dan satu anak buahnya luka di paha. Itu pun tidak begitu fatal," ucap Iqbal.

(Baca juga : Kapolda Sulsel Cium Tangan Anggotanya yang Jadi Korban Bom Molotov)

Setelah diurai, benda yang meledak tersebut identik dengan petasan. Namun, ada benda-benda yang dapat melukai meskipun berdaya ledak rendah (low explosive).

"Tetapi tidak ada kerusakan yang sangat berarti. Retak, atau pecah," ucap Iqbal.

 

Siaga satu

Sebelumnya, Kepala Polda Sulsel, Inspektur Jendral (Irjen) Polisi Umar Septono menyatakan Makassar siaga satu pasca-Mapolsekta Bontoala dilempari bom pipa dan bom botol hingga melukai dua polisi.

Pernyataantersebut diungkapkan Umar saat melakukan peninjauan di Polsekta Bontoala Jl Sunu, Makassar, Senin (1/1/2018).

Menurut Umar, seluruh personel kepolisian akan meningkatkan pengamanan di Kota Makassar untuk mengantipasi aksi teror susulan.

"Ini sudah siaga satu, Makassar siaga satu dijaga keamanannya. Termasuk kantor-kantor polisi dan objek-objek vital lainnya," katanya.

Kompas TV Kecelakaan ini terjadi di jalur alternatif Ponorogo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com