Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Kepala BAIS Sebut Radikalisme Kini Digunakan untuk Kepentingan Politik

Kompas.com - 13/12/2017, 14:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Laksamana Madya (Purn) Soleman Ponto mengatakan, hanya ada tiga isu yang dimainkan untuk meraih kekuasaan di Indonesia, yakni nasionalis, agama, dan komunis.

"Tiga isu itu saja muter-muter, yang ujung-ujungnya untuk menjadi pemimpin," ujar Soleman dalam sebuah diskusi di bilangan Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2017).

Dari perspektif demokrasi, lanjut Soleman, cara-cara seperti ini lazim dilakukan. Ia memberi contoh bagaimana proklamator Ir. Soekarno berupaya menyatukan kelompok nasionalis, agamis dan komunis di Indonesia agar mendapatkan dukungan dari mereka dengan mengeluarkan gagasan 'Nasakom'.

Baca juga : Boni Hargens Sebut Pilpres 2019 Pertarungan Jokowi Versus Radikalisme

Demikian pula dalam pemilihan presiden 2019 mendatang. Soleman memprediksi, isu yang cenderung dimainkan pada 2019, yakni isu agama dan komunis.

Ia yakin isu tersebut hanya untuk merangkul kelompok-kelompok radikal di Indonesia demi menjatuhkan lawan. Kelompok radikal itu pun hanya dimanfaatkan oleh elite politik untuk memperbesar kekuatan.

"Untuk menuju Pilpres, harus ada dukungan. Untuk dapat dukungan itu, harus ada penyatu, seiya-sekata. Nah, radikalisme ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan dukungan," lanjut Soleman.

Baca juga : Jokowi: Pemerintah Tak Akan Toleransi Radikalisme, Apa Pun Organisasinya

Oleh sebab itu, Soleman mengingatkan agar masyarakat Indonesia kritis terhadap isu yang berkembang menjelang Pilpres 2019. Apalagi jika isu itu cenderung bersifat negatif serta berkaitan dengan sosok calon presiden.

"Selama masyarakat Indonesia masih menginginkan Indonesia ini beragam, berdasar Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, radikalisme yang cuma dijadikan alat politik itu tidak usah kita takutkan," ujar Soleman.

"Mau dijual kayak apapun isu radikalisme itu, tapi kalau enggak ada yang beli, hasilnya nol. Makanya itulah perlunya pencerahan bagi masyarakat bahwa jika Pancasila dan pilar bangsa lainnya itu membawa kesejahteraan," lanjut dia.

Kompas TV Bahrun Naim adalah salah satu pemimpin ISIS yang berasal dari Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com