JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo berpidato dalam acara Bloomberg The Year Ahead di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2017).
Dalam acara ini, hadir CEO dari seluruh wilayah Asia untuk berdiskusi mengenai tren, isu, dan tantangan yang akan dihadapi pada 2018.
Pada kesempatan itu, Jokowi awalnya menceritakan betapa sulitnya kondisi ekonomi di Indonesia saat ia baru menjabat pada 2014.
Namun, pemerintah melakukan langkah berani, salah satunya dengan memangkas subsidi bahan bakar minyak.
"Dalam satu bulan pemerintahan saya, kami memangkas subsidi BBM sampai 80 persen," kata Jokowi yang berpidato dengan bahasa Inggris.
Baca juga: Survei PolMark: Jokowi Dinilai Paling Berhasil Bangun Infrastruktur
Menurut Jokowi, pemangkasan subsidi BBM itu bisa menghemat 20 miliar dollar AS dalam ruang fiskal di Indonesia setiap tahunnya.
"Kami melakukan pengembangan infrastruktur yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Hari ini, kami sudah di jalur yang benar untuk menyelesaikan berbagai proyek infrastruktur itu hanya dalam lima tahun pemerintahan," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, di tiga tahun pemerintahannya, kondisi ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Ekonomi Indonesia berhasil menembus 5 persen dari sebelumnya 4,7 persen pada kuartal III-2015.
Lembaga pemeringkat internasional, lanjut Jokowi, menaikkan peringkat menjadi layak investasi kepada Indonesia.
"Pertama kali dalam 20 tahun investment grade dari S&P, Moodys, dan Fitch," kata Jokowi.
Baca juga: Sri Mulyani: Bangun Infrastruktur Daerah dengan Skema Public-Private Partnership
Selain itu, peringkat kemudahan berusaha Indonesia berhasil naik ke level 72. Angka ini mengalami kenaikan ke arah yang lebih baik setiap tahunnya.
Jokowi meyakini, ekonomi Indonesia ke depan akan bergerak ke arah yang jauh lebih baik lagi.
"Ketika sudah menikah, perlu diingat bahwa pada tahun pertama jika merasa tidak baik jangan panik, tetap bertahan. Dan pada tahun ketiga akan jauh lebih baik," ujar Jokowi disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.