Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Baswedan Sebut 20 Persen Pengguna Narkoba di DKI adalah Pelajar, Apa Kata BNN?

Kompas.com - 14/11/2017, 18:33 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Sulistiandriatmoko mengakui, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari 500.000 pengguna narkoba di Jakarta, 20 persennya adalah kalangan pelajar sejalan dengan survei yang dilakukan BNN.

BNN melakukan survei bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2016.

Hasil survei yang dilakukan di 8 provinsi besar di Indonesia terhadap pelajar dan mahasiswa itu, sebanyak 3,8 persen pelajar dan mahasiswa mencoba memakai narkoba.

Artinya, 4 dari 100 pelajar dan mahasiswa Indonesia pernah mencoba menggunakan barang terlarang itu. 

"Statement-nya Bapak Gubernur DKI itu sejalan paralel dengan hasil survei yang dilakukan oleh BNN bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia data survei tahun 2016," kata Sulis, seusai diskusi "Stop Narkoba Save Generasi Muda", di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/11/2017).

Sementara itu, berdasarkan survei itu, sebesar 1,9 persen pelajar dan mahasiswa, rutin menggunakan narkoba dalam setahun.

"Artinya 2 dari 100 pelajar dan mahasiswa memakai narkoba secara teratur selama 1 tahun pada survei 2016," ujar Sulis.

"Jadi kalau peningkatan itu saya pikir relevansinya dengan hasil survei itu sejalan pernyataan Pak Gubernur DKI itu," tambah dia.

Anies mengatakan, Pemprov DKI akan mengaktifkan RW Siaga untuk memantau peredaran narkoba di kampung.

Menurut Sulis, BNN juga telah menyasar RT dan RW dalam hal menangani masalah narkoba.

Sulis mengatakan, Kepala BNN Komjen Budi Waseso sudah memerintahkan jajarannya agar kegiatan penyuluhan atau advokasi, yang selama ini menyasar struktur pemerintahaan di atas, untuk terjun ke masyarakat bawah.

Program itu rencananya akan dijalankan pada 2018.

"Oleh Pak Buwas diarahkan lebih menyentuh ke yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, yaitu tingkat RT RW. Jadi kalau ada seperti kegiatan penyuluhan, advokasi, lebih bagus langsung menyasar ke tingkat RT, tingkat RW, sehingga dampaknya sudah bisa langsung dirasakan," ujar Sulis.

Sebelumnya, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Anies menetapkan kebijakan zero tolerance atau tidak memberikan kompromi terhadap peredaran narkoba. Upaya ini dilakukan karena ibu kota menjadi sasaran peredaran barang haram itu.

Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, menurut Anies, ada lebih dari 500 ribu orang pengguna narkoba, di mana 40 persen adalah karyawan dan 20 persen itu siswa.

Data ini ditambah temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang menyampaikan data jumlah peredaran narkoba di kalangan anak-anak meningkat sebesar 300 persen selama tiga tahun.

Dari sisi kasus jumlah peredaran narkoba di kalangan anak-anak pada 2014 hanya 12.929 menjadi 17.300 pada 2016. Dan peningkatan terbesar itu terjadi pada lulusan perguruan tinggi yang jumlahnya naik lebih dari 400 persen.

"Jadi, kita Pemprov DKI ingin mengirimkan pesan kepada semua jangan sampai tempat anda menjadi tempat peredaran narkoba," tutur Anies, Selasa (14/11/2017).

Kompas TV Seorang kakek ditangkap polisi saat akan mengonsumsi narkoba di Palembang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com