Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Kaji Permintaan Amien Rais agar Keluar Koalisi Pemerintah

Kompas.com - 03/11/2017, 14:41 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, partainya bakal mengkaji pernyataan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang menghendaki partainya keluar dari koalisi pemerintah.

"Selaku pendiri partai dan Ketua Dewan Kehormatan, tentu pernyataan Pak Amien akan kami kaji dan renungkan secara mendalam," kata Eddy melalui pesan singkat, Jumat (3/11/2017).

Eddy menambahkan, jika diperlukan, partainya akan menggelar rapat di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terkait pernyataan Amien tersebut.

Namun demikian, ia menegaskan PAN saat ini konsisten mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kala hingga tahun 2019.

(Baca juga : Menurut Amien Rais, PAN Sebaiknya Keluar dari Koalisi Pemerintah)

Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno masih enggan mengungkapkan apakah partainya akan mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Jakarta, Jumat (13/10/2017).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno masih enggan mengungkapkan apakah partainya akan mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Terkait beberapa sikap politik PAN yang berbeda dengan pemerintah, ia menganggap, hal itu bukan berarti tak kompak dalam koalisi.

Ia meminta publik tak menghakimi PAN berseberangan dengan pemerintah.

"Kami adalah mitra yang loyal dan berkomitmen namun juga kritis dan obyektif dalam menyampaikan pandangan kami," lanjut dia.

Amien sebelumnya tak mempermasalahkan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebut partainya tidak etis karena tidak mendukung pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Ormas.

(Baca juga : Asman Abnur Pilih Kerja daripada Komunikasi dengan Amien Rais)

Ia bahkan menilai pernyataan Kalla sudah sesuai dengan konteks politik sehingga menjadi alasan yang kuat bagi PAN untuk hengkang dari koalisi.

"Yang Betul Pak JK (Jusuf Kalla) sebaiknya PAN keluar, karena akan jadi beban sejarah," kata Amien di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/11/2017).

PAN menjadi satu-satunya partai politik pendukung pemerintah yang menolak Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas.

(Baca juga : Jusuf Kalla Sebut Sikap PAN Tak Etis Tolak Perppu Ormas)

PAN menganggap Perppu Ormas bertentangan dengan asas negara hukum karena menghapus proses pengadilan dalam mekanisme pembubaran ormas.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, sikap PAN itu tak etis dilakukan. Sebab, partai politik berlambang matahari itu adalah bagian dari koalisi pemerintah.

"Tentu kurang etis, tapi itu hak demokrasi masing-masing," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

Kompas TV Tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, tidak selamanya kerjasama koalisi partai pendukung berjalan mulus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com