Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Saya Sangat Peduli terhadap Korban Pemerkosaan

Kompas.com - 23/10/2017, 21:35 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian angkat bicara soal pernyataannya dalam wawancara khusus dengan media online yang belakangan menuai kontroversi.

Dalam wawancara tersebut, Tito menyinggung soal teknis pemeriksaan dan pertanyaan yang biasa ditanya penyidik kepada perempuan korban pemerkosaan.

Salah satunya, Tito menyatakan bahwa ada pertanyaan apakah korban merasa nyaman saat diperkosa.

Namun, Tito menyangkal bahwa ucapannya tersebut untuk melecehkan korban.

"Jangan sampai dianggap bahwa apa yang disampaikan di media online itu menggambarkan bahwa seolah-olah saya selaku Kapolri tidak peduli kepada korban pemerkosaan dan lain-lain. Saya sangat peduli," kata Tito saat ditemui di rumah dinasnya di Jalan Pattimura, Selong, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2017) malam.

Tito menegaskan, selama ini Polri begitu peduli kepada korban, tak terkecuali korban tindak kekerasan seksual.

Baca: Bahas Pernyataannya soal Korban Pemerkosaan, Kapolri Bertemu Aktivis Perempuan

Polri memiliki unit perlindungan perempuan dan anak khusus untuk menangani kasus-kasus kekerasan maupun pelecehan. Unit tersebut diisi oleh para polisi wanita (polwan).

Ia mengatakan, mereka memiliki trik untuk menangani kasus tersebut dan memahami ilmu psikologi.

"Kalau ada pertanyaan-pertanyaan bersifat privasi, para polwan ini yang akan bertanya. Dan polwan-polwan ini tentunya sudah dilatih, kapan dia mengajukan pertanyaan itu, apakah dia perlu mengajukan pertanyaan itu," kata Tito.

Pertanyaan privasi tersebut, kata Tito, bisa ditanyakan sepanjang kepentingannya untuk mengungkap motif dan alat bukti.

Ia menganggapnya pertanyaan kunci yang jika tidak ditanyakan, maka pelakunya bisa saja lolos dengan alasan suka sama suka.

"Bisa saja orang pacaran mungkin suka, tapi kesekian kali dia enggak suka, dipaksa, itu bisa masuk klasifikasi pemerkosaan juga sebetulnya," kata Tito.

Tito mengatakan, korban pemerkosaan ada yang terbuka dan ada juga yang sangat tertutup.

Oleh karena itu, polisi yang menangani harus pintar mencari celah agar korban mau terbuka dan bisa membuktikan unsur pidana.

Penyidik juga harus melihat betul kondisi kejiwaan korban, apakah dalam kondisi yang stabil atau tidak. Penyidik tidak bisa menekan korban dengan pertanyaan jika kondisinya siap menjawabnya.

"Dia nanti dengan segala kedekatannya berempati, sehingga begitu dia bicara mau terus terang. Itu kan hati-hati bicaranya, jangan sampai menambah trauma yang bersangkutan," kata Tito.

Kompas TV Polisi Tangkap 7 Tersangka Pemerkosaan di Bali


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com