Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Indonesia Negara Lemah, Prabowo Beberkan Indikatornya

Kompas.com - 21/10/2017, 20:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai Indonesia adalah negara yang masih lemah.

Hal itu diungkapkan Prabowo saat menutup Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2017 di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (21/10/2017).

 

Baca juga : Gatot Nurmantyo Bisa Gerus Suara Prabowo jika Jadi Cawapres Jokowi

"Kondisi bangsa harus kita akui kita lemah. Maaf ini kesalahan Pak Dino mengundang saya karena saya akan bicara apa adanya," kata Prabowo.

Dino yang dimaksudkan Prabowo adalah Dino Patti Djalal selaku Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

FPCI adalah lembaga yang menyelenggarakan konferensi tersebut, dan Dino hadir menjadi pemandu acara.

"Menurut saya keadaan kondisi negara kita lemah. Harus kita akui kelemahan kita," tegas  mantan Danjen Kopassus itu lagi.

Prabowo menilai, lemahnya negara Indonesia bisa diukur sejumlah indikator.

Dia menyebutkan, dari segi pendidikan, berdasarkan hasil studi internasional, Indonesia berada pada peringkat ke 65 dari 72 negara.

Lalu dari bidang olimpiade matematika, Indonesia peringkat 36 dari 49 negara.

"Kita kalah dari Bahrain, Taiwan, bahkan Korea Selatan," kata Prabowo tanpa menyebut secara rinci sumber studi internasional yang dimaksudkannya.

Contoh lainnya, kata Prabowo, terkait kondisi anak-anak di Indonesia yang masih banyak kekurangan gizi.

Di Ibukota DKI Jakarta saja, sepertiga dari jumlah anak-anak masih mengalami kurang gizi.

Angka yang lebih menyedihkan ditemukan di Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana dua per tiga anak-anak di sana kekurangan gizi.

"Pantas sepakbola kita kalah terus dari negara manapun. Jadi kuli saja akan kalah. Enggak usah jadi insinyur, jadi kuli saja kalah," tegas Prabowo.

Baca juga : Survei Kompas: Elektabilitas Jokowi Meningkat, Prabowo Menurun

Selain Prabowo, hadir juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan sebagai pembicara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan Hari Lansia Nasional 2024 Bakal Digelar di Aceh Utara

Puncak Perayaan Hari Lansia Nasional 2024 Bakal Digelar di Aceh Utara

Nasional
Sindir Impor Beras, Megawati: Dibuat Sedemikian Rupa, sepertinya Kekurangan Terus

Sindir Impor Beras, Megawati: Dibuat Sedemikian Rupa, sepertinya Kekurangan Terus

Nasional
17 Sikap PDI-P Hasil Rakernas, Mandatkan Kembali Megawati Jadi Ketua Umum

17 Sikap PDI-P Hasil Rakernas, Mandatkan Kembali Megawati Jadi Ketua Umum

Nasional
Sindir Puan dan Risma, Megawati: Penggede Partai Lama-lama Tambah Cengeng

Sindir Puan dan Risma, Megawati: Penggede Partai Lama-lama Tambah Cengeng

Nasional
Anggota DPR Komisi III: Kapolri dan Jaksa Agung Perlu Duduk Bersama Telusuri Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus 88

Anggota DPR Komisi III: Kapolri dan Jaksa Agung Perlu Duduk Bersama Telusuri Isu Penguntitan Jampidsus oleh Densus 88

Nasional
Penutupan Rakernas PDI-P, Megawati Sebut Sudah Beri Tugas untuk Ahok

Penutupan Rakernas PDI-P, Megawati Sebut Sudah Beri Tugas untuk Ahok

Nasional
PDI-P Putuskan Hanya Jalin Kerja Sama Politik dengan Pihak yang Tingkatkan Kualitas Demokrasi

PDI-P Putuskan Hanya Jalin Kerja Sama Politik dengan Pihak yang Tingkatkan Kualitas Demokrasi

Nasional
Megawati Cerita Kerap Kunjungi Ahok di Tahanan

Megawati Cerita Kerap Kunjungi Ahok di Tahanan

Nasional
PDI-P Serahkan Mandat ke Megawati Tentukan Sikap Partai ke Pemerintah

PDI-P Serahkan Mandat ke Megawati Tentukan Sikap Partai ke Pemerintah

Nasional
Air Mata Puan dalam Pembacaan Sikap Politik PDI-P...

Air Mata Puan dalam Pembacaan Sikap Politik PDI-P...

Nasional
Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P Tak Beretika dan Langgar Konstitusi

Sambil Menangis, Puan Minta Maaf Ada Kader PDI-P Tak Beretika dan Langgar Konstitusi

Nasional
Sikap Politik PDI-P: Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah, Minta Evaluasi Sistem Pemilu

Sikap Politik PDI-P: Pemilu 2024 Terburuk dalam Sejarah, Minta Evaluasi Sistem Pemilu

Nasional
Soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Presiden Diminta Lakukan Evaluasi Kepolisian dan Kejaksaan

Soal Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Presiden Diminta Lakukan Evaluasi Kepolisian dan Kejaksaan

Nasional
KPK Sebut Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Punya Banyak Aset atas Nama Orang Lain

KPK Sebut Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Punya Banyak Aset atas Nama Orang Lain

Nasional
Komisi III Akan Tanyakan Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus ke Polri dan Kejagung

Komisi III Akan Tanyakan Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus ke Polri dan Kejagung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com