Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh-tokoh Agama Yakin Indonesia Tetap Rukun dan Bersatu

Kompas.com - 19/10/2017, 08:32 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah pemuka agama masih meyakini bahwa beragam perbedaan agama dan keyakinan di Indonesia tak akan membuat perpecahan antar-agama dan kerukunan tetap terjaga.

Dialog bersama para pemuka agama pun menjadi salah satu sesi tersendiri pada konferensi jurnalis agama di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang, Rabu (18/10/2017).

Tokoh Kristen Katolik, Romo Johannes Hariyanto SJ, misalnya, melihat masih ada kebijaksanaan di masyarakat yang meyakini bahwa kerukunan antar-agama bisa tercipta.

Hal itu, menurut dia, terbukti dengan berhasilnya Indonesia melalui momentum reformasi 1998.

"Indonesia itu terlalu besar. Kalau mau hancur, 98 sudah hancur," ujar Romo Hariyanto.

Baca: Tugas Besar Indonesia Mengelola Keberagaman

"Saya yakin dalam hal ini, ada wisdom di masyarakat yang memang sungguh-sungguh ada," kata dia.

Sementara itu, Tokoh Hindu Agung Diatmika mengatakan, masyarakat-masyarakat di daerah yang mendapatkan pendidikan dengan baik mayoritasnya sudah cukup terbuka dengan keberagaman.

Dengan adanya nilai-nilai konstitusi, menurut dia, seharusnya tak ada lagi warga negara yang merasa tak dihargai.

"Apalagi pendiri negara sudah jelas menyatakan bahwa Indonesia sudah dilakukan assesment dengan semua tokoh agama," kata Agung.

Meski penganut Hindu merupakan minoritas dan jumlahnya tak banyak, namun hal itu tak membuat Agung berkecil hati.

Ia merasa kehadiran dan perhatian pemerintah sama kepada setiap pemeluk agama di Indonesia.

Agung mencontohkan, salah satunya terlihat dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang selalu mengedepankan musyawarah mufakat alih-alih voting.

Selain itu, perhatian pemerintah juga ditunjukkan dengan kehadiran pada perayaan agama.

"Kalau ada kegiatan keagamaan dari Hindu mereka bisa hadir, luar biasa. Kehadiran itu luar biasa. Misal perayaan Nyepi, kami undang presiden, presiden hadir," kata Agung.

Kompas TV Menggunakan Sosial Media untuk Merajut Keberagaman (Bag 3)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com