Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Rapat Konsultasi, Pansus Angket KPK Tunggu Jawaban Resmi Jokowi

Kompas.com - 22/09/2017, 19:28 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Khusus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menunggu jawaban resmi Presiden Joko Widodo terkait usulan rapat konsultasi.

Adapun, surat permintaan rapat konsultasi sudah dikirimkan pansus kepada pimpinan DPR untuk diteruskan kepada Presiden Jokowi.

Namun, untuk dikirimkan kepada Presiden, surat masih harus dibahas di rapat pimpinan DPR, rapat Badan Musyawarah dan dibacakan di rapat paripurna.

"Surat saja belum dilayangkan, kan. Belum disetujui pimpinan DPR. Belum dikirim ke presiden," ujar Wakil Ketua Pansus Hak Angket KPK Eddy Kusuma Wijaya saat dihubungi, Jumat (22/9/2017).

(Baca juga: Tiga Alasan Jokowi Diminta Tak Konsultasi dengan Pansus Angket KPK)

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan bahwa pansus adalah kewenangan DPR, bukan eksekutif.

Meski begitu, Eddy masih berharap rapat konsultasi dapat dilaksanakan. Menurut dia, pansus perlu menyampaikan segala temuan mulai dari pembentukan hingga kegiatan terakhir pansus.

"Iya (menunggu jawaban resmi). Mungkin presiden juga kan belum baca isinya, baru dari media," tutur politisi PDI Perjuangan itu.

(Baca juga: Apakah Akan Bertemu Pansus Hak Angket KPK? Ini Jawaban Jokowi)

Eddy berharap presiden dapat menerima pansus untuk rapat konsultasi. Sebab, menurut dia, DPR adalah lembaga resmi yang berwenang mengajukan hak angket dan berhak berkonsultasi dengan presiden.

"Menang pantasnya kita berkonsultasi sama presiden selaku kepala negara," tuturnya.

Ia memahami banyaknya kritik dari publik terkait kerja pansus. Hal itu dinilai sebagai hal wajar.

Pansus, kata dia, berupaya untuk memperbaiki KPK dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR.

"Ya namanya juga penyelidikan. Itu untuk mencari kan, investigasi, menyelidiki untuk mendapatkan temuan-temuan tentang masalah kelembagaan KPK itu sendiri," kata Eddy.

Kompas TV Ulasan: Menguji Komitmen Antikorupsi DPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com