JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menilai, tak ada kaitannya antara kasus yang menjerat Ketua Umum Golkar Setya Novanto dengan elektabilitas Presiden Joko Widodo.
Menurut dia, memasang foto Novanto bersama Jokowi dalam spanduk-spanduk Golkar tak akan menurunkan elektabilitas Jokowi.
"Semua boleh berpandangan, dalam demokrasi kan bisa saja. Tapi Novanto sampai hari ini secara formal sebagai Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar," kata Idrus di Jakarta, Jumat (8/9/2017) malam.
(baca: GMPG Minta Foto Jokowi Tak Disandingkan dengan Novanto)
Ia menilai terlalu berlebihan pendapat yang menyatakan elektabilitas Jokowi akan turun jika fotonya dipasang dalam spanduk bersama Novanto.
Bahkan, kata Idrus, dalam beberapa kasus, banyak orang yang dianggap bersalah namun tetap terpilih dalam pentas politik.
"Kalau secara sosial biar rakyat yang menilai. Kenapa kita mau jadi hakim sendiri?" lanjut Idrus.
Anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Muhammad Syamsul Rizal sebelumnya meminta agar foto Jokowi tak lagi ditaruh di spanduk, poster, maupun reklame Partai Golkar.
(baca: Setya Novanto Minta Kader Golkar Pasang Foto Jokowi sebagai Capres Mulai Sekarang)
Di poster tersebut, foto Jokowi disandingkan dengan Novanto.
"Kami meminta Pak Jokowi melalui Menko Polhukam, kepada Golkar untuk meniadakan foto beliau dibawa-bawa lagi oleh Setya Novanto dan Idrus Marham," ujar Syamsul di Jakarta, Senin (4/9/2017).
Syamsul khawatir, citra Jokowi akan turun jika masih dikait-kaitkan dengan Novanto yang kini tersangka kasus korupsi proyek e-KTP.
Apalagi, Partai Golkar akan mengusung Jokowi untuk kembali menjadi presiden pada Pemilu 2019.
"Jika tidak, maka elektabilitas Jokowi makin hari makin turun," kata Syamsul.
Sebelumnya, Setya Novanto menginstruksikan seluruh kadernya di daerah untuk memasang gambar Jokowi di setiap acara yang diselenggarakan pengurus Golkar di daerah.