Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Jokowi Tak Undang Keluarga Novel atau Hadir ke Rumah Sakit?"

Kompas.com - 28/08/2017, 17:30 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif LBH Jakarta Alghifari Aqsa menyatakan, seharusnya Presiden Joko Widodo yang meminta untuk bertemu istri penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda, terkait kasus penyerangan Novel.

"Menurut saya seharusnya Jokowi yang meminta untuk bertemu," kata Alghifari, dalam konferensi pers di kediaman Novel di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8/2017).

Alghifari membandingkan kasus pembacokan aktivis ICW, Tama S Langkun, pada 2010 lalu. Kejadian itu terjadi beberapa hari setelah Tama melaporkan soal kasus rekening gendut perwira Polri.

Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak sampai satu hari, hanya sekitar enam jam setelah kejadian, langsung mendatangi Tama yang sedang dirawat di rumah sakit di kawasan Duren Tiga.

SBY disebut memerintahkan Kapolri dan Kapolda untuk mengungkap kasus tersebut.

"Jadi membandingkan SBY dan Jokowi yang lalu itu jauh berbeda walaupun kasus Tama juga tidak terungkap sampai sekarang," ujar Alghifari.

Dia menyatakan, kasus Tama dan Novel, punya sama-sama kemiripan, yakni pihak yang diduga melakukan penyerangan diduga terkait kasus korupsi di lembaga hukum.

Jika ada pihak yang mengatakan bahwa Jokowi tentu punya banyak urusan, Alghifari merasa tidak demikian. Dia mempertanyakan, mengapa dulu SBY dapat melakukannya sementara Jokowi tidak.

Apalagi, menurut dia, Jokowi belakangan ini bisa mengundang aktivis media sosial dengan mudahnya. Padahal, lanjut dia, Jokowi punya konsen terhadap pemberantasan korupsi.

"Kenapa enggak hari ini Jokowi mengundang keluarga Novel atau hadir ke rumah sakit di Singapura untuk kunjungi Novel," ujar Alghifari.

Istri Novel Baswedan, Rina Emilda, sudah mengirim ke Istana Presiden. Surat tersebut telah dikirim pada tanggal 21 Agustus 2017 kemarin.

Hingga saat ini, pihak keluarga masih menunggu jawaban dari pihak Jokowi dan Istana Kepresidenan.

(Baca: Keluarga Tunggu Respons Istana soal Surat Istri Novel Baswedan)

Pihak Istana Kepresidenan sendiri sudah mengonfiramasi bahwa surat itu sudah diterima Presiden Joko Widodo.

"Surat sudah masuk melalui Setneg. Saya sudah mendapat informasi terkait surat itu," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Meski demikian, Johan belum dapat memastikan kapan pertemuan Rina dengan Presiden berlangsung.

(Baca: Jokowi Sudah Terima Surat dari Istri Novel Baswedan)

Kompas TV Novel Baswedan Jalani Rangkaian Operasi Mulai Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com