Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dino Umahuk

Dino umahuk adalah sastrawan Indonesia kelahiran Maluku. Selain menulis puisi, ia juga menulis kolom dan menyutradarai film dokumenter. Ia kini mengajar di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

Republik Jagoi

Kompas.com - 31/07/2017, 12:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Namun seiring perkembangan zaman, bidai kini menjadi barang mahal dan terkenal di Malaysia. Hal ini karena masyarakat Jagoi menjual bidainya di Serikin, Malaysia.

“Paling banyak dijual Malaysia. Mereka membeli dalam jumlah banyak. Kalau di Indonesia, paling kalau ada yang pesan. Padahal, kalau sudah sampai di Malaysia, nanti diimpor lagi ke Indonesia,” ungkap Mateus (31 tahun) perajin bidai asal Jagoi.

Masyarakat Jagoi yang bekerja sebagai perajin juga memiliki kreativitas dan inovasi dalam mengolah limbah. Proses perautan rotan dalam pembuatan bidai ini menghasilkan limbah rotan dengan jumlah yang tidak sedikit.

Para perajin pun rupanya mampu mengolah sisa-sisa rotan tersebut dan menghasilkan suatu kreasi yang memiliki nilai jual cukup tinggi. Kerajinan tangan dari limbah rotan pun memiliki peminat yang tidak kalah banyak dengan kerajinan tangan lainnya.

Beberapa jenis barang yang dihasilkan dari limbah rotan juga menghasilkan pendapatan, antara lain  gelang tangan, takin hias, vas bunga, dan keranjang.

Potensi kerajinan bidai sangat tinggi untuk dikembangkan sebagai suatu kerajinan kreatif. Harganya di pasaran juga cukup bervariatif tergantung ukuran mulai dari RM 50 (sekitar Rp 155 ribu) hingga RM 350 (sekitar Rp 1 juta) atau mencapai harga di atas satu juta rupiah.

Namun sayangnya hasil karya anak bangsa ini harus menjadi barang impor dengan merk “Made in Malaysia”.

Secara sosial tak ada masalah besar di perbatasan. Masalahnya, hanya pada terbatasnya infrastruktur.

Warga Jagoi tak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa menatap dan melihat kemakmuran negara tetangga. Mereka membawa dan menjual berbagai hasil pertanian ke Malaysia.

Warga Jagoi memang seperti hidup di republik sendiri, memperjuangkan nasibnya sendiri nun jauh dari hingar-bingar Jakarta.

Desain pembangunan perbatasan

Setiap daerah perbatasan adalah “serambi” suatu negara, begitu pula dengan daerah perbatasan Jagoi, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Jagoi berbatasan langsung dengan Malaysia. Daerah ini harus dikondisikan sebaik mungkin, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur dan ekonomi.

Namun kenyataannya belum mendapat perhatian secara proporsional. Kondisi ini terbukti dari masih banyaknya penduduk miskin yang bermukim di daerah perbatasan Jagoi.

Keterbelakangan masih membelenggu masyarakat. Data yang diperoleh dari kantor kecamatan, sebanyak 1.537 jiwa penduduk miskin bermukim di Perbatasan Jagoi Babang.

Karut marut pembangunan perbatasan tak lepas dari buruknya sistem pembangunan dan koordinasi antar instansi pemerintah. Kondisi itu membuat pembangunan perbatasan seperti di Jagoi semakin terabaikan.

Padahal, kawasan perbatasan seperti Jagoi di Kalimantan Barat sangat spesifik dibandingkan perbatasan lain. Sebab, perbatasan di wilayah tersebut, berhadapan langsung dengan negara yang lebih maju, Malaysia. Sehinga harus ada penanganan secara lebih.

“Kalimantan Barat satu-satunya perbatasan paling maju di Indonesia,” ujar Abelnus, Ketua Umum Forum Perbatasan Kalimantan Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com