JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menyebut ada dua nama penyidik lainnya di KPK yang juga menjadi target teror. Hal itu diungkapkan Novel dalam wawancara bersama "Mata Najwa" di Metro TV, pada Rabu (26/7/2017) malam.
Menanggapi itu, Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan mengatakan, pihaknya sudah memiliki standar operasional pengamanan yang berlaku. Namun demikian, tak bisa dipungkiri jika suatu sistem paling hebat sekalipun pasti memiliki celah.
"Manajemen risiko sudah ada di KPK, tapi sehebat apapun kami menjaga diri, kalau sudah ditarget ya pasti ada titik-titik tertentu yang bisa (jadi celah)," kata Basaria usai menghadiri acara di Grand Melia Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2017).
Novel disiram cairan yang diduga air keras oleh orang tak dikenal di dekat Masjid Jami Al Ihsan usai melaksanakan salat Subuh pada Selasa (11/4/2017).
(Baca: Novel Baswedan Dapat Daftar Penyidik KPK yang Akan Diteror)
Menurut Novel, upaya teror kepada penyidik merupakan tindakan yang terencana matang. Novel mengaku mendapatkan surat berisi informasi dari seseorang di kepolisian.
"Ada saya dapatkan surat kertas yang tulisannya nama penyidik, identitas, alamat, dan lain-lain," kata Novel dalam wawancara bersama Mata Najwa di Metro TV, Rabu malam.
Dalam kertas itu juga tercantum dua nama penyidik lain di KPK. Selain nama, tercantum juga alamat rumah, alamat rumah lama, jenis mobil dan nomor kendaraan, serta rute pergi dan pulang bekerja yang biasa dilewati.
Oleh karena itu, Novel mengaku kerap mengubah rute keberangkatan dan kepulangan untuk mengecoh pengintaian.