Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU: Mau Pemilu yang Baik atau KPU yang Bisa Disetir?

Kompas.com - 24/03/2017, 12:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro tidak setuju atas wacana menambahkan komisioner KPU berlatar belakang partai politik.

Juri mengatakan, KPU pernah diisi oleh sosok berlatar belakang partai politik. Akibatya, pemilu yang dihasilkan, jauh dari prinsip demokrasi, yakni jujur, adil dan transparan.

"Indonesia punya pengalaman komisioner KPU dari parpol. Kita semua juga sudah tahu masalahnya dari itu apa. Ya pengalaman itu saja yang menjadi referensi," ujar Juri kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2017).

Pemilu yang dimaksud yakni pemilu 1999 di mana penyelenggaranya terdiri dari perwakilan anggota partai politik ditambah perwakilan pemerintah. Saat itu, banyak rapat penentuan kebijakan KPU dilanjutkan meski tidak memenuhi syarat kuota peserta (quorum).

(Baca: "Direcoki" DPR, Netralitas KPU Kini di Ujung Tanduk)

Banyak pula rapat yang meskipun mengalami deadlock, namun tetap diputuskan. Keputusan itu dinilai bukan demi pemilu yang demokratis, melainkan demi melanggengkan partai politiknya memenangkan pemilu.

Juri melanjutkan, pada dasarnya prinsip independensi KPU sudah tertuang di dalam aturan perundangan. Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 menyebut secara eksplisit bahwa sifat lembaga penyelenggara pemilu adalah mandiri.

Mahkamah Konstitusi melalui putusan Nomor 81/PUU/IX/2011 juga mengatur lebih lugas bahwa calon anggota KPU dan Bawaslu harus melepaskan diri dari partai politik minimal lima tahun sebelum yang bersangkutan mendaftarkan diri menjadi anggota KPU dan Bawaslu.

"Semua aturan perundangan sudah lengkap mengatur independensi KPU itu ya dan tidak ada problem lagi. Jadi ya sudah, ikuti saja," ujar Juri.

(Baca: DPR Usulkan KPU Diisi Perwakilan Parpol, Ribuan Warga Teken Petisi)

Meski demikian, beda soal jika wacana keanggotaan KPU berlatar belakang partai politik sengaja dihembuskan oleh kelompok kepentingan tertentu.

"Kecuali saat ini memang ada kekuatan politik yang ingin KPU lemah dan disetir-setir ya, itu lain soal. Tinggal masalahnya kita ingin pemilu yang baik atau KPU yang bisa disetir-setir? Silahkan pilih," lanjut Juri.

Wacana keanggotaan KPU berlatar belakang parpol dilontarkan Ketua Pansus RUU Pemilu Lukman Edy. Ia mengatakan, Pansus mengusulkan dibentuknya dewan khusus di atas KPU terdiri atas keterwakilan partai politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com