Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adian Napitupulu Geram Dilarang Masuk Istana karena Pakai "Jeans"

Kompas.com - 17/03/2017, 18:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Adian Napitupulu merasa mengalami kejadian yang tidak menyenangkan karena dilarang masuk ke Istana Kepresidenan.

Hal ini terjadi saat Adian akan memenuhi undangaan diskusi dan mendengarkan aspirasi Masyarakat suku Amungme di Gedung Binagraha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (17/3/2017) siang.

Adian mengaku diundang oleh Deputi V KSP Danny Jaleswari Pramudhawardani.

"Undangan itu jelas mengundang saya sebagai anggota Komisi VII DPR RI, komisi yang secara tupoksinya sangat terkait dengan Freeport. Tapi setelah saya sampai di Gedung Bina Graha, petugas di sana melarang saya masuk, alasannya pelarangan itu karena saya pakai celana jeans," kata Adian kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2017).

Ia menilai, tindakan pelarangan itu sangat berlebihan. Sebab, ia hanya akan menghadiri acara diskusi, bukan acara resmi kenegaraan.

Kedua, dalam undangan sama sekali tidak disebutkan dresscode yang harus di gunakan, apakah batik, jas lengkap dengan dasi atau tidak.

Tanpa dress code yang diwajibkan, Adian merasa boleh berpakaian bebas selama dalam batas norma dan etika kesopanan.

"Saya sudah tunjukkan undangan resmi, tidak ada dress code di sana, dan kehadiran saya dalam kapasitas sebagai anggota Komisi VII DPR RI. Mereka tidak peduli dan tetap melarang saya masuk," ujar politisi PDI-P ini.

Adian mengaku, sudah mencoba menghubungi Deputi V KSP melalui telepon sampai tiga kali, namun tak diangkat. Ia juga mengirimkan pesan lewat whatsapp, namun tidak direspons.

Ia lalu menelpon ke nomor yang tercantum di surat itu dan diangkat. Sekitar 15 menit kemudian, dua orang staf KSP turun dan memintanya masuk, tapi ternyata tetap ditolak oleh Paspampres.

Bahkan Paspampres meminta staf KSP dan Adian untuk menghadap serta mohon ijin ke Danplek Bina Graha.

"Luar biasa aneh Istana ini. Surat yang mereka buatpun, staf yang diutus Deputi KSP, materi diskusi yang terkait kedaulatan NKRI, semua tidak ada harganya di mata Paspampres. Setahu saya Jokowi itu Presiden sipil yang dipilih secara demokratis, tapi sepertinya yang berkuasa di Istana bukan kekuasaan sipil," ucap Adian.

Adian menilai, sikap Paspampres menempatkan pakaian jauh lebih penting dari Freeport dan Aspirasi masyarakat Papua.

Ia menilai, sangat menyedihkan saat semua pihak berjuang mendapatkan divestasi saham 51 persen untuk Indonesia, saat semua berjuang menegakan kedaulatan atas sumber daya alam, pada saat yang sama Istana sibuk mempersoalkan bahan pakaian.

"Zaman Orde Baru saya dilarang diskusi karena materi diskusinya. Zaman sekarang saya dilarang diskusi karena bahan celana yang saya pakai," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com