Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lemahnya Pengawasan Wilayah Perbatasan Jadi Perhatian Pemerintah

Kompas.com - 18/01/2017, 08:27 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai negara yang di dalamnya terdapat sekitar 17.504 pulau, Indonesia dinilai belum memiliki sistem pengawasan yang baik, khususnya di wilayah perbatasan.

Dalam rapat koordinasi pengendalian pengelolaan perbatasan negara yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2017) kemarin, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menekankan pentingnya penguatan pengawasan di wilayah perbatasan.

Menurut Tjahjo, peredaran narkoba, senjata, dan masuknya tenaga kerja asing ilegal kerap memanfaatkan lemahnya penjagaan.

"Kuncinya kan pertahanan negara di perbatasan. Jangan sampai narkoba lolos, WNA (warga negara asing) masuk tanpa kontrol. Banyak jalan tikus di perbatasan untuk peredaran narkoba dan senjata," ujar Tjahjo.

Oleh karena itu, rencana pemerintah yang ingin membangun wilayah perbatasan guna meningkatkan taraf ekonomi warga di sana bisa jadi sia-sia jika tanpa diiringi kesiapan sistem pengawasan yang baik.

Minim penjagaan

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, perlunya pelibatan TNI dalam pengelolaan wilayah perbatasan.

Menurut Wiranto, Indonesia memiliki daerah perbatasan terpanjang kedua setelah Kanada, yakni 99.000 kilometer. Namun, kawasan perbatasan di Indonesia minim penjagaan.

"Maka tugas baru TNI membangun sistem pertahanan. Caranya dengan memindahkan tentara yang berpusat di Pulau Jawa," ujar Wiranto.

(Baca: 99.000 Kilometer Kawasan Perbatasan RI Minim Penjagaan)

Selain itu, pengiriman personel TNI ke daerah guna mengubah pola penyebaran tentara yang selama ini cenderung terpusat di Pulau Jawa.

Sementara itu, Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F Sompie mengatakan, dari sisi infrastruktur dan peralatan, pihaknya sudah siap untuk melakukan penguatan pengawasan di daerah perbatasan.

"Masalah peralatan sudah siap, tinggal dicocokkan dengan jalur listrik dan TI-nya. Jika sudah terpasang akan dioperasikan," ujar Ronny.

Namun yang jadi persoalan, kata Ronny, hingga saat ini jumlah sumber daya manusia untuk meng-cover seluruh wilayah perbatasan belum terpenuhi.

Menurut dia, perlu sekitar 8.000 pegawai yang siap ditempatkan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

"SDM dari Ditjen Imigrasi belum sampai 8.000 se-Indonesia. Padahal kami harus melayani segala kebutuhan PLBN. Kalau menggunakan outsourcing bisa bermasalah terkait moratorium," kata dia.

Oleh karena itu, Ronny mengusulkan agar prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang akan pensiun diperbantukan sebagai pegawai PLBN.

"Solusinya bisa alih status prajurit TNI terkait usia pensiun. Saat ini kan hanya Letkol ke atas saja yang bisa alih status. Prajurit pangkat apapun yang akan pensiun di umur 53 tahun bisa ditawarkan alih status menjadi PNS," ujar Ronny.

(Baca: Ronny Sompie Usul Prajurit TNI yang Akan Pensiun Bantu Imigrasi di Wilayah Perbatasan)

Kompas TV Jokowi Minta Bangun Pasar di Perbatasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com