JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah tengah meningkatkan kinerja sektor pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan negara.
Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan menyebar penempatan TNI agar tidak berpusat di Pulau Jawa.
Menurut Wiranto, Indonesia memiliki daerah perbatasan terpanjang kedua setelah Kanada, yakni 99.000 kilometer, tetapi minim penjagaan.
"Sepanjang 99.000 kilometer panjang daerah perbatasan itu minim penjagaan. Maka, tugas baru TNI membangun sistem pertahanan. Caranya dengan memindahkan tentara yang berpusat di Pulau Jawa," ujar Wiranto saat rapat koordinasi Pengendalian Pengelolaan Perbatasan Negara di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2017).
(Baca: TNI Bakal Dilibatkan dalam Program Swasembada Pangan di Perbatasan)
Wiranto menuturkan, saat ini Indonesia menghadapi ancaman dalam berbagai bentuk yang umumnya berasal dari luar.
Lemahnya penjagaan di perbatasan akan membuat sejumlah persoalan meningkat, seperti radikalisme, terorisme, separatisme, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan, dan peredaran narkoba.
"Melihat ancaman saat ini maka perlu paradigma pertahanan dan keamanan baru," kata Wiranto.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengakui adanya kelemahan pengamanan di perbatasan.
Dia menyebut peredaran narkoba, senjata, dan masuknya tenaga kerja asing ilegal kerap memanfaatkan lemahnya penjagaan.
(Baca: Pasukan Batalyon 611/Awang Long Gantikan Jaga Wilayah Perbatasan)
"Kuncinya kan pertahanan negara di perbatasan. Jangan sampai narkoba lolos, WNA masuk tanpa kontrol. Banyak jalan tikus di perbatasan untuk peredaran narkoba dan senjata," ujar Tjahjo.
Sementara itu, Plt Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Hadi Prabowo memastikan pembangunan pos pertahanan bagi TNI di seluruh wilayah perbatasan akan selesai pada 2017.
Saat ini, kata Hadi, ada 11 lokasi perbatasan yang belum selesai dibangun. Umumnya daerah tersebut berbatasan langsung dengan negara lain, seperti Timor Leste, Papua Niugini, dan Malaysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.