JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang baik di penghujung tahun 2016.
Jokowi menilai angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat stabil di angka 5,02 persen di tengah melambatnya ekonomi global.
"Ini adalah sebuah angka yang patut kita syukuri,” kata Presiden Jokowi dalam Pertemuan Awal Tahun Pelaku Industri Keuangan, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
(Baca: Jokowi Tak Menyangka Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,02 Persen)
Oleh karena itu, Jokowi berharap pada tahun 2017 ini tidak ada kata pesimistis. Kesulitan serta tantangan sebesar apapun, kata Presiden, harus dihadapi dengan rasa optimistis.
“Ini masalah psikologis. Dunia juga sama, kalau pemimpin-pemimpinnya tidak memberikan rasa optimistis bagaimana rakyatnya,” ujar Jokowi.
Presiden menjelaskan, apabila dibandingkan dengan negara-negara yang lain terutama untuk G20, Indonesia masih pada urutan yang ke-3 setelah India dan China.
Artinya, Indonesia pada posisi yang sangat baik. Namun demikian, Presiden mengingatkan Indonesia harus tetap melakukan berbagai perbaikan.
(Baca: Anggota Komisi XI: 2017, Pertumbuhan Ekonomi Harus Lebih Berkualitas)
Misalnya terkait pemerataan, Jokowi mengingatkan bahwa indeks gini ratio masih cukup tinggi, yakni 0,397 persen.
Artinya masih ada kesenjangan yang cukup tinggi antar wilayah dan antara penduduk kaya dan miskin.
"Angka kesenjangan inilah yang jadi tantangan berat kita, dan saya kira bapak ibu dan saudara-saudara semuanya berkepentingan untuk memperkecil gap ini," ucap Jokowi.