Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Rudiantara Curhat soal Pemblokiran Situs

Kompas.com - 12/01/2017, 15:13 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara curhat soal pemblokiran situs saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Rudiantara merasa banyak pihak menyalahkannya jika pemerintah melakukan pemblokiran situs. Ia dianggap sewenang-wenang.

Padahal, Rudiantara mengaku telah mendengar pertimbangan dari pihak yang kompeten sebelum melakukan pemblokiran.

"Dari sisi Kemkominfo saya sampaikan seolah semua harus Kemkominfo. Padahal saya ini orang yang tak tahu konten. Yang tahu orang ahli dari tiap sektor," kata Rudiantara.

(baca: Begini Mekanisme Pemblokiran Situs Versi Kemenkominfo)

Ia mengatakan, untuk memblokir situs, pihaknya tak bisa semena-mena kecuali situs yang jelas mengandung konten pornografi dan terorisme.

Untuk situs lain yang terkait agama, pihaknya mengaku selalu menggandeng pihak berkompeten seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Soal agama, misalnya, saya ngerti apa. Orang bilangnya saya anak kemarin sore di pemerintahan. Apalagi soal agama," tutur Rudiantara.

 

(baca: MUI Sayangkan Pemblokiran 11 Situs oleh Pemerintah)

Begitupula soal situs yang diblokir karena memuat konten yang melanggar Undang-undang perlindungan anak.

"Sama juga itu. Pasti kami undang (Asrorun) Niam. Orang kalau ditanya pilih dengar pendapat Rudiantara atau Niam, ya pasti Niam," ucap Rudiantara lagi.

Ia lantas bercerita tentang sulitnya menghadapi sebagian aktivis dalam menyikapi pornografi.

"Ada orang mengunggah wanita tak menggunakan baju atasan. Sebagian aktivis bilang ke saya bilangnya ke saya Rudi itu art. Dari jaman dulu katanya orang Bali enggak pakai atasan. Terus saya ditunjukin foto-fotonya. Kan pusing saya," lanjut dia.

Pemerintah sebelumnya memblokir 11 situs yang dianggap mengandung konten negatif.

(baca: Menkominfo: Blokir Situs, Kami Tak Lihat Bungkusnya, tetapi Kontennya)

 
 

Kominfo sudah meminta agar penyedia jasa layanan internet (internet service provider) untuk memblokir 11 situs tersebut sehingga tidak bisa diakses oleh masyarakat.

Pengelola 11 situs yang diblokir itu diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dengan menghilangkan konten yang melanggar UU ITE.

Mereka juga dipersilakan menjadi pers online sehingga nantinya bisa berlaku mekanisme UU Pers bukan UU ITE, yaitu dengan penyelesaian hak jawab kepada pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan.

Kompas TV Pemerintah Sikapi Tegas Berita atau Situs "Hoax"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com